Suara.com - Presiden Prabowo Subianto telah melantik jajaran menteri Kabinet Merah Putih pada Senin (21/10/2024). Salah satu yang menjadi sorotan adalah Menteri Pendidikan yang diharapkan membawa angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia. Berikut adalah program Menteri Pendidikan yang baru.
Seperti yang diketahui, Prabowo membagi Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menjadi tiga kementerian dengan nomenklatur baru yang meliputi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang dipimpin oleh Prof. Abdul Mu'ti, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang dipimpin oleh Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, serta Kementerian Kebudayaan yang dipimpin oleh Fadli Zon.
Masyarakat pun menaruh harapan tinggi pada para menteri yang membawahi bidang pendidikan tersebut, serta menantikan program-program unggulan yang dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Berikut ulasannya.
Program Menteri Pendidikan yang Baru
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti baru-baru ini menyampaikan bahwa salah satu program prioritas untuk tahun anggaran 2025 adalah kesejahteraan guru dan pengembangan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
Dalam program ini, peningkatan gaji dan kesejahteraan guru menjadi agenda utama. Meskipun angka pastinya belum diumumkan, Abdul Mu'ti memastikan bahwa anggaran untuk itu sudah disiapkan.
"Saya belum bisa menyebutkan angkanya, tetapi anggaran untuk peningkatan gaji dan kesejahteraan guru sudah ada di tahun 2025," ujarnya di Gedung A Kemendikbud pada Rabu (23/10/2024).
Peningkatan kesejahteraan guru ini sejalan dengan program Quick Win yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Mu'ti mengakui bahwa masalah kesejahteraan guru masih merupakan tantangan serius dalam sistem pendidikan Indonesia.
Dengan gaji yang lebih baik, diharapkan motivasi para guru dalam mendidik generasi muda akan semakin meningkat. Namun, Mu'ti juga mengingatkan agar peningkatan pendapatan ini disertai tanggung jawab keuangan, sehingga tidak memicu perilaku konsumtif.
Diharapkan peningkatan kesejahteraan guru dapat berkontribusi positif pada kualitas pendidikan, terutama hasil belajar siswa. Salah satu indikator yang akan digunakan untuk menilai peningkatan ini adalah skor Programme for International Student Assessment (PISA), yang mengukur kemampuan siswa dalam berbagai bidang, termasuk sains, matematika, dan literasi.
Baca Juga: Matematika Bikin Pusing? Prabowo Siap Rombak Pembelajaran di Sekolah!
Mu'ti menyatakan bahwa kebijakan ini akan dibahas lebih lanjut dengan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) untuk memastikan implementasinya berjalan lancar.