Suara.com - Rangkaian debat Pilkada 2024 sedang berlangsung di berbagai daerah Indonesia. Tapi sebagai pemilih pemula generasi Z alias Gen Z ikut simak debat politik tidak ya?
Kepala Bagian Umum Indonesian Heritage Agency (IHA), Brahmantara mengatakan menonton atau melakukan debat gagasan akan sangat bermanfaat untuk membangun pola pikir kritis anak muda. Termasuk membuat anak muda memikirkan sejarah dan asal usul bangsa Indonesia.
"Ketika bicara generasi saya peduli dengan masa lampau, bukan saat ini tidak peduli, tapi saat ini melahirkan sesuatu yang lebih majemuk, sehingga ini perlu direminder (diingatkan) dikuatkan kembali. jadi para pejuang pengantar kemerdekaan tidak hanya suatu histori atau sejarah," ujar Brahmantara dalam acara Kompetisi Debat Pemuda se-Jabodetabek 2024 di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Ini juga jadi alasan IHA menggelar Kompetisi Debat Pemuda Edisi kedua SMA Sederajat se-Jabodetabek pada 7 hingga 8 Oktober lalu, untuk menyambut Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2024 mendatang. Di momen ini menariknya, para pelajar punya pesan khusus untuk penyelenggaraan Debat Pilkada 2024 agar tidak membosankan di mata Gen Z.
Baca Juga: Dibalik Istilah Jam Koma Gen Z, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Contohnya seperti Siswa SMA Atista Dipamkara Tangerang, Claudia Meta Wibowo selaku perwakilan pemenang juara pertama debat pemuda mengharapkan, penampilan debat Pilkada 2024 harus mengikuti tren kekinian sehingga tidak memberikan kesan terlalu formal.
"Mungkin lebih ke konsep yang menyesuaikan zaman sekarang, Gen Z pada tertarik nonton yang membuat itu menarik buat kita. Jadi konsepnya disesuaikan. Saling bertukar pikiran, nggak terlalu kaku dan terlalu formal," ungkap Claudia.
Di sisi lain, Siswa MAN 4 Jakarta, Alif Athallah Putra selaku peraih penghargaan Pembicara Terbaik Kompetisi Debat Pemuda, mengingatkan para calon kepala daerah yang sedang berkompetisi tidak sekadar mengumbar janji manis yang tidak realistis.
"Mungkin salah satu ciri khas gen z kalau gue milih lu, lu ngasih apa? Jadi kita mau ada debat yang adu gagasan dan betul-betul debat itu nggak cuman ngawang-ngawang ngasih ide-ide, janji-janji yang mungkin nggak realistis justru ya," papar Alif.
Alif juga berharap dalam rangkaian debat Pilkada 2024 selanjutnya di berbagai daerah, harus ada program yang jelas dan pasti. Termasuk program yang sesuai untuk Gen Z yang cenderung fokus pada pendidikan di masa depan.
Baca Juga: Ini Dia yang Harus Diincar Gen Z Selain Boneka Labubu
"Jadi kita itu mungkin ingin pendidikan yang lebih terjangkau, gimana mudah kuliah. Termasuk diperbanyak peluang beasiswa untuk pelajar berprestasi. Harus jelas kayak gimana, harus realistis atau enggak, bisa terlaksana atau enggak. Atau hanya sekadar omong-omong aja, jangan sampai begitu," pungkas Alif.
Di sisi lain, Brahmantara mengatakan digelarnya kompetisi debat di Museum Sumpah Pemuda, merupakan salah satu contoh nantinya berbagai tempat bersejarah tidak hanya jadi tempat 'keramat' tapi juga jadi ruang terbuka untuk umum. Seperti untuk berdiskusi dan tempat anak muda Indonesia berekspresi.
"Ruang museum tidak hanya koleksi tapi histori diaktualisasi dalam bentuk program (ruang publik) saat ini. Gen Z saat ini lakukan apa yang disukai, mungkin sebagian alami degradasi dalam lingkungan sekitar," pungkas Brahmantara.