Suara.com - Erina Gudono kembali menuai hujatan netizen usai memperlihatkan omakase yang disiapkan oleh suaminya, Kaesang Pangarep. Tak tanggung-tanggung, Kaesang mendatangkan chef langsung ke RS Bunda Menteng, tempat Erina dirawat usai melahirkan anak perempuan bernama Bebingah Sang Tansahayu. Sering disangka sama, taukah kamu perbedaan omakase dan shusi?.
Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, menunggah momen saat seorang juru masak menyiapkan sajian omakase. Ia menikmati makanan khas Jepang itu dari Restoran Zutto yang terletak di PIK, Jakarta Utara. Melalui unggahan di Instagram-nya, terlihat jika hidangan omakase yang dinikmati oleh Erina terdiri dari 15 course, termasuk nigiri, soup, appetizer, main course, hingga dessert.
Postingan Erina ini tak hanya menuai sorotan namun hingga mendapat hujatan publik. Pasalnya, paket omakase di restoran ini berkisar antara Rp 2 juta hingga belasan juta.
Perbedaan Omakase dan Sushi
Baca Juga: Ada Makan Gratis di Angkringan Sambut Jokowi Pulang Kampung, Netizen: Maunya Omakase
Meski demikian, banyak orang yang mengira omakase sama dengan sushi karena tampilannya sekilas mirip. Lantas apa saja perbedaan antara omakase dan sushi?
1. Omakase
Dalam bahasa Jepang, omakase secara harfiah memiliki arti menyerahkan diri kepada Anda atau mempercayakan kepada chef . Omakase memiliki konsep akar dalam tradisi Jepang, di mana hubungan antara chef dan pelanggan dianggap begitu sakral. Seorang juru masak dihormati sebagai seniman kuliner yang telah menguasai teknik dan pengetahuan mendalam terkait beberapa bahan makanan.
Dalam konteks restoran ala Jepang, pengunjung menggunakan omakase untuk mengizinkan koki dalam menentukan hidangan mana yang akan disajikan. Pada umumnya, omakase terdiri dari serangkaian porsi kecil sushi yang disajikan dengan harga tetap.
Proses penyajian omakase sendiri sangat berbeda dari memilih makanan secara langsung. Koki akan menyiapkan hidangan memakai bahan-bahan segar dan penyajian yang cukup sederhana namun mengandung nilai artistik. Hidangan omakase kerap kali disajikan di depan pelanggan di meja sushi, hingga memungkinkan interaksi langsung antara chef dan pengunjungnya.
Baca Juga: Dear Erina Gudono, Makan Omakase Ikan Mentah Hati-hati Bayi Diare: Ini Pesan Dokter Anak!
Harga Omakase
Melansir berbagai sumber, untuk sejumlaj menu di beberapa restoran omakase di Indonesia, biaya yang perlu dikeluarkan pelanggan bervariasi, tergantung pada jumlah hidangan yang disajikan hingga tempatnya. Biasanya, untuk satu paket dengan delapan hidangan, pengunjung harus membayar sekitar Rp1.500.000.
Jika pengunjung ingin merasakan pengalaman yang lebih mewah dengan pilihan 18 hidangan, biayanya bisa mencapai Rp3.800.000. Sementara untuk paket dengan hidangan enam belas, harganya antara Rp3.500.000 hingga Rp4.500.000. Dengan berbagai pilihan harga tersebut, setiap pengunjung bisa memilih paket omakase sesuai dengan bujet dan keinginannya.
2. Sushi
Sushi merupakan makanan khas Jepang yang biasanya terdiri dari nasi dan ikan mentah. Sushi menjadi salah satu makanan lezat nan sehat yang banyak digemari banyak orang.
Asal usul kata sushi (susyi) yakni dari kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi. Awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji yang menjadi istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan bernama gyosho dimana ikan dibaluri garam dapur, bubuk ragi atau ampas sake. Penulisan sushi memakai huruf kanji dimulai pada zaman Edo periode pertengahan dan menjadi cara penulisan ateji.
Saat ini sudah banyak varian sushi, selain nigiri, seperti maki (nasi berlapis, sayuran, dan ikan yang dikemas dalam satu lembar rumput laut). Varian lainnya ada temaki dan hosomaki beserta sashimi yang digemari oleh para pecinta kuliner di seluruh dunia.
Harga Sushi
Untuk harga sushi sendiri terbilang sangat terjangkau, yaitu Rp.5.000 sampai ratusan ribu per satu potong. Sama seperti hidangan omakase, harga sushi bisa bervariasi tergantung menu yang dipilih hingga popularitas restoran.
Demikian tadi ulasan mengenai perbedaan omakase dan sushi. Meski sama-sama makanan khas Jepang, keduanya memiliki perbedaan terkait cara penyajian hingga harganya.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari