Suara.com - Aksi Erina Gudono pamer makan omakase di kamar rumah sakit usai melahirkan banjir kritik dari warganet. Ini karena tindakan tersebut cukup berisiko jadi sumber penyakit seperti diare, karena rentan infeksi bakteri.
Perlu diketahui, omakase merupakan metode penyajian makanan khas Jepang dan umumnya identik dengan menu masakan ikan laut mentah seperti sashimi, nigiri hingga sushi.
"Terimakasih Omakase di RS-nya @kaesangp. Akhirnya bisa makan sushi, sashimi, nigiri lagi," tulis Erina Gudono dalam instagram story-nya baru-baru ini.
Di sisi lain, risiko konsumsi makanan mentah pada ibu menyusui ini dibenarkan Spesialis Anak Eka Hospital Family, dr. Revina, Sp.A yang menjelaskan jika metode pengolahan ikan mentah tidak tepat bisa menyebabkan diare karena infeksi bakteri Salmonella.
Bakteri salmonella merupakan jenis bakteri yang ditemukan pada hewan berdarah panas. Bakteri ini juga bisa ditemukan di alas potong, pisau dan permukaan dapur yang terkontaminasi makanan mentah.
![Spesialis Anak Eka Hospital Family, dr. Revina, Sp.A dalam acara diskusi di Jakarta, Jumat (18/10/2024). [Suara.com/Dini A.]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/19/39867-spesialis-anak-eka-hospital-family-dr-revina-spa-dalam-acara-diskusi-di-jakarta-jumat-181020.jpg)
"Karena makanan mentah itu, pertama kita nggak tahu olahannya gimana, even delivery (pesan antar) pun kita nggak tahu dalam prosesnya dikasih ice pack atau apa, dalam hitungan jam bisa rusak. Dan kalau si mamanya diare yang kita takutin itu nularin ke anaknya," ujar dr. Revina dalam acara diskusi Eka Hospital Group di Jakarta, Jumat (18/10/2024)
Ia mengatakan risiko penularan penyakit dari ibu menyusui ke bayinya, yaitu saat sang ibu dibuat harus cepat menggendong anaknya yang menangis. Tapi di sisi lain, ibu tersebut sedang sakit diare lalu belum membersihkan tangan dengan maksimal tapi sudah menyentuh buah hati.
Padahal seperti diketahui, untuk benar-benar bisa membersihkan kuman, virus maupun bakteri di tangan setidaknya butuh waktu lama untuk cuci tangan, minimal yaitu 20 detik.
"Sedangkan kalau anak nangis kita akan buru-buru, jadi nggak akan terlalu bersih banget," papar dr. Revina.
Baca Juga: Imbas Erina Gudono Pamer Gaya Hidup Mewah, Kaesang Tak Kuasa Tahan Tangis saat Bayinya Ikut Dihujat
Selain itu, dr. Revina juga mengingatkan setiap anak yang masih bayi khususnya usia 0 hingga 1,5 tahun akan mengalami fase oral atau tahap bayi senang memasukan segala sesuatu ke dalam mulut, termasuk tangan, mainan, dot, makanan, pakaian bahkan kaki.