Suara.com - Aroma melati (jasmine), dengan keharumannya yang khas dan menenangkan, telah lama dikenal dalam budaya Indonesia. Aroma yang berasal dari bunga putih mungil ini juga telah lama diasosiasikan dengan ketenangan dan ketenteraman sehingga banyak digunakan dalam aromaterapi.
Dengan manfaatnya itu, tak heran jika aroma melati kerap menjadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin meningkatkan suasana nyaman di rumah.
Hal tersebut selaras dengan hasil Consumer Research Stella pada 2024 yang menunjukan sebanyak kurang lebih 60% konsumen menyatakan wangi floral adalah wangi yang paling mereka sukai, termasuk wangi jasmine dan lavender yang berada di 2 peringkat teratas.
Tak hanya itu, aroma melati, selain menenangkan juga bisa membangkitkan ingatan akan momen liburan di Bali. Ini dikarenakan Bali identik dengan aroma melatinya yang khas.
Hubungan yang kuat antara penciuman dan memori ini tertanam kuat dalam benak manusia.
Sejak sembilan dekade yang lalu, penelitian juga telah mengeksplorasi hubungan yang erat antara wangi dan memori.
Penciuman dapat langsung memicu respons emosional bersama dengan memori, dan kondisi emosional kita.
Wangi diproses di bagian otak yang berperan dalam pembentukan memori.
Saat kita mencium sesuatu, otak langsung memproses wangi tersebut dengan emosi dan kenangan yang tersimpan.
Karena wangi dapat memicu aktivitas di bagian otak yang mengatur emosi, wangi di suatu tempat seringkali mengingatkan pada rasa yang pernah ada di tempat yang sama.