Suara.com - Istana Negara dan Istana Merdeka merupakan dua bangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang kinerja pemerintah Republik Indonesia. Meski kedua bangunan ini sekilas memiliki kesamaan, namun ada beberapa perbedaan. Selengkapnya simak perbedaan istana negara dan istana merdeka berikut ini.
Perbedaan antara Istana Negara dan Istana Merdeka dapat diketahui dari terletak pada lokasinya. Di samping itu, fungsi dan sejarahnya juga berbeda. Tak hanya itu, mereka memiliki peran dan karakteristik yang berbeda.
Perbedaan Istana Negara dan Istana Merdeka
1. Perbedaan Lokasi
Baca Juga: Suasana Hangat! Momen Langka Jokowi dan Pimpinan MPR Bercengkerama di Ruang Oval
Melansir dari situs Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Istana Negara berada di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Istana Negara berhadapan dengan sungai Ciliwung dan berada tepat di belakang Istana Merdeka yang menghadap ke Taman Monumen Nasional, lantaran dihubungkan oleh halaman tengah.
Lingkup Istana Negara mencakup beberapa bangunan lainnya, seperti Kantor Presiden, Wisma Negara, Masjid Baiturrahim, hingga Museum Istana Kepresidenan.
Sementara, Istana Merdeka terletak di Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, dengan posisi menghadap ke Taman Monumen Nasional. Istana Negara masih satu lokasi dengan Istana Merdeka, tetapi letaknya membelakangi Istana Merdeka.
2. Perbedaan Fungsi
Istana Negara menjadi tempat diselenggarakannya beberapa acara kenegaraan dan sebagai kantor Presiden RI. Fungsi Istana Negara lebih fokus sebagai tempat untuk berbagai kegiatan resmi kepresidenan, antara lain seperti:
Baca Juga: Jokowi Dikerubungi Banyak Orang di IKN, Pandji Pragiwaksono: Mimpi Buruknya...
- Pusat kegiatan pemerintahan RI
- Pelantikan para pejabat tinggi negara
- Pembukaan musyawarah dan rapat kerja nasional
- Pembukaan kongres yang bersifat nasional dan internasional
- Tempat jamuan tamu kenegaraan
- Tempat acara jamuan makan Presiden RI dan para veteran ketika acara peringatan 17 Agustus.
Apabila negara kedatangan tamu, maka Istana Negara dipakai untuk:
- Tempat acara resmi jamuan makan malam tamu kenegaraan
- Tempat acara malam kesenian dengan menampilkan sejumlah pertunjukan kesenian tradisional Indonesia dari berbagai daerah, dengan beberapa tema, dekorasi, hingga interior yang bervariasi.
Berbeda dengan Istana Negara, Istana Merdeka adalah tempat tinggal Presiden RI. Istana Merdeka ditempati pertama kali oleh Presiden RI Soekarno dan keluarga yang tiba di Jakarta dari Yogyakarta Pada 28 Desember 1949. Namun sebelumnya, Istana Merdeka pernah dihuni juga oleh:
- Dr. Hubertus J. Van Mook Gubernur Jenderal
- Dr.LMJ Beel, Wakil Tinggi Mahkota
Tak hanya itu, Presiden Republik Indonesia lainnya yang juga pernah menempati Istana Merdeka sebagai tempat tinggal resminya adalah:
- Presiden RI Abdurrahman Wahid (Presiden Keempat)
- Presiden RI Joko Widodo (Presiden Ketujuh).
3. Perbedaan Sejarah
Istana Negara pada awalnya dibangun pada 1796 oleh salah satu pengusaha Belanda, Jacob Andries van Braam, yang digunakan sebagai tempat tinggal pribadi. Kemudian di tahun 1820, gedung ini diakuisisi oleh pemerintah kolonial Belanda dan beralih fungsi sebagai rumah resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan, bangunan bewarna putih ini digunakan oleh pemerintah Republik Indonesia dan berganti nama menjadi Istana Negara.
Sementara itu, Istana Merdeka dibangun pada tahun 1873 dan selesai tahun 1879 dengan nama Istana Gambir. Bangunan satu ini pada awlanya dibangun untuk menggantikan Istana Rijswijk (sekarang jadi Istana Negara) sebagai kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia, istana tersebut menjadi salah satu pusat pemerintahan RI yang baru dan dinamakan Istana Merdeka. Bangunan ini melambangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dan menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah negara Indonesia, termasuk pembacaan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.m
Demikian tadi perbedaan Istana Negara dan Istana Merdeka. Meski keduanya sekilas sama, namun terdapat perbedaan lokasi, fungsi dan sejarahnya.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari