Suara.com - Persalinan anak pertama Erina Gudono menjadi sorotan karena dilakukan dengan mewah. Bagaimana tidak, Erina sampai menggelar pesta makan mewah berupa omakase sushi secara eksklusif di kamar rumah sakit.
Kemewahan itu diunggah istri Kaesang Pangarep melalui Instagram pribadinya. Sontak, warganet memberikan komentar miring karena Erina kerap menampilkan gaya yang dinilai hedon.
Lebih dari itu, warganet juga menyayangkan aksi Erina karena memakan sushi, alias ikan mentah setelah lahiran bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi yang sedang disusui.
Selain itu, kemewahan tersebut membuat Erina juga dibanding-bandingkan dengan momen persalinan Marie Antoinette yang tak kalah mewah pula.
Baca Juga: Anies Nyindir Pengin Sushi Tapi Bukan Omakase, Anak Abah: Makanya Punya Mertua Presiden Dong
Siapa Marie Antoinette?
Marie Antoinette adalah ratu terakhir di Prancis sebelum revolusi yang menikah dengan Raja Louis 16. Berstatus sebagai ratu, membuat Marie Antoinette harus tunduk dan patuh terhadap segenap aturan yang telah berlaku.
Mengutip dari The Collector, kala itu ratu dan putri yang hendak melahirkan harus di muka umum dan dilihat oleh segenap rakyat.
Hal tersebut bertujuan untuk memastikan jika anak yang lahir tersebut benar-benar berdarah bangsawan sehingga dianggap sah sebagai penerus kerajaan.
Dengan aturan tersebut, Marie Antoinette harus melakukan persalinan di hadapan orang banyak pada tahun 1778.
Baca Juga: Pendidikan Salshadilla Juwita, Diduga Sindir Erina Gudono OKB
Kabar menyebut, jika momen tersebut disaksikan oleh 200 orang secara langsung. Terlebih lagi, keluarga kerajaan menanti momen tersebut setelah menunggu 8 tahun lamanya.
Salah seorang pelayan kamar saat itu membeberkan hal yang terjadi sehingga membuat rakyat heboh.
"Ketika dokter kandungan berkata keras-keras, 'Ratu akan melahirkan!', orang-orang yang berbondong-bondong masuk ke kamar begitu banyak sehingga hampir saja Ratu terbunuh karena berdesakan," terangnya, dikutip dari The Collector.
Bahkan, ada dua pelayan lain yang sampai rela naik ke atas perabotan demi menyaksikan proses persalinan tersebut. Karena trauma akan kejadian tersebut, proses persalinan Marie Antoinette berlangsung cukup lama, yakni hingga 12 jam.
Alhasil, bayi pertama tersebut lahir dengan jenis kelamin perempuan yang membuat banyak pihak sedikit kecewa. Terutama pihak kerajaan berharap anak tersebut berjenis kelamin laki-laki agar dapat mewarisi tahta sang ayah.
Setelah trauma karena kejadian tak terduga, Raja Louis 16 kemudian mengubah aturan terkait persalinan ratu dan putri.
Aturan terbaru menyatakan bahwa persalinan ratu dan putri tidak lagi disaksikan oleh rakyat, tapi hanya boleh disaksikan oleh keluarga dan pihak kerajaan saja.
Kontributor : Damayanti Kahyangan