Ekosistem di Gunung Tidar didominasi oleh hutan pinus dan beberapa tanaman endemik dataran rendah. Vegetasi ini menyediakan habitat bagi berbagai jenis burung dan hewan-hewan kecil, sehingga menjadikan Gunung Tidar sebagai kawasan yang penting untuk keanekaragaman hayati lokal. Sebagai wilayah hutan konservasi, Gunung Tidar juga berperan dalam pelestarian lingkungan dan berfungsi sebagai "paru-paru" bagi kota Magelang.
Fenomena Geomagnetik
Ada beberapa kepercayaan bahwa Gunung Tidar memiliki pengaruh geomagnetik yang kuat karena posisinya yang sentral di Pulau Jawa. Fenomena ini terkait dengan teori bahwa gunung-gunung tertentu dapat memengaruhi medan magnet bumi, meskipun belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mendukung klaim ini dalam konteks Gunung Tidar.
Dari sudut pandang geologi, Gunung Tidar tidak terletak di dekat patahan aktif atau zona subduksi utama di Indonesia, yang menjadikannya relatif stabil dari ancaman gempa bumi dan letusan gunung berapi. Namun, keberadaannya di zona pegunungan vulkanik memberikan wawasan tentang bagaimana daratan di sekitar Magelang terbentuk melalui aktivitas tektonik dan vulkanik di masa lalu.
Kepercayaan di Gunung Tidar
Di samping sebagai tempat latihan taruna Akmil, Gunung Tidar juga menjadi jujugan wisata religi. Beberapa petilasan bisa ditemui dalam perjalanan di area Gunung Tidar. Petilasan Syeikh Subakir yang terletak di pertengahan jalan menuju puncak Gunung Tidar, Kyai Sepanjang tepat sebelum puncak, Kyai Semar di puncak sisi barat dan Raden Purbaya di sebelah selatan lapangan puncak di bawah pohon beringin.
Menurut legenda, Syeikh Subakir merupakan wali asal Turki yang ditugaskan menyebrakan Agama Islam di wilayah Magelang dan sekitarnya. Sementara itu, Kyai Sepanjang merupakan nama senjata milik Syeikh Subakir yang berupa tombak yang panjangnya mencapai tujuh meter.
Kyai Semar merupakan tokoh spiritual Jawa yang berbudi luhur yang dipercaya sebagai cikal bakal watak Masyarakat Jawa. Sementara Raden Purbaya adalah seorang pejuang zaman kerajaan Mataram Islam walau tak banyak tercatat dalam sejarah.
Menurut legenda, Gunung Tidar sejak awal memang menjadi tempat latihan bagi calon – calon prajurit kesultanan Mataram yang ditugaskan menjaga wilayah Kedu, kini Magelang dan sekitarnya. Di samping itu, Gunung Tidar juga dipercaya sebagai bagian tengah Pulau Jawa. Gunung ini dipaku agar Pulau Jawa dapat berdiri dengan kokoh.
Namun, sebelum melakukannya, Syeikh Subakir memindahkan bekas penghuni Gunung Tidar yakni jin dan makhluk – makhluk jahat. Kemudian, Syeikh Subakir memindahkan ribuan orang ke kawasan Gunung Tidar agar gunung tersebut tidak kosong.