Jadi Calon Menteri Prabowo, Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro Bicara Soal Pendidikan, Apa Katanya?

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 17 Oktober 2024 | 12:18 WIB
Jadi Calon Menteri Prabowo, Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro Bicara Soal Pendidikan, Apa Katanya?
Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro. (YouTube/Abdul Wahid Maktub)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro jadi salah satu tokoh yang diundang Presiden RI terpilih Prabowo Subianto ke kediamannya di Kertanegara. Sosok yang kemungkinan bakal masuk dalam kabinet Prabowo - Gibran itu berbicara soal pendidikan Indonesia yang dinilainya membutuhkan terobosan yang inovatif.

Upaya tersebut, lanjut dia, penting dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Satryo, hanya dengan perbaikan kualitas pendidikan maka SDM Indonesia dapat naik kelas.

“Kita sedang urgensi Research Mindset di Indonesia. Inovasi pendidikan harus kita dorong agar dapat memecahkan segala persoalan perekonomian dan daya saing kita di tingkat global,” jelasnya dalam webinar pendidikan yang diselenggarakan oleh President University di Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Pasalnya, menurut Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesai (AIPI) 2018-2023 itu, saat ini Indonesia dihadapkan pada kondisi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Di mana dalam sejumlah laporan terkait Human Capital Index (HCI), peringkat SDM Indonesia berada pada ranking 96 dari 175 negara.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka: Tantangan Infrastruktur dan Kesiapan Guru di Era Prabowo

Menurutnya, ketertinggalan Indonesia dalam hal kompetensi SDM secara global tersebut tak lepas dari kualitas pendidikan yang masih rendah.

“Indonesia secara konsisten mendapat peringkat rendah dalam Program for Intemational Student Assessment (PISA) yang dilakukan oleh OECD," jelas Prof. Satryo.

Tren menunjukkan adanya penurunan skor PISA Indonesia yang semakin cepat untuk bidang matematika dan terutama sains.

"Skor PISA Indonesia juga menurun lebih cepat dibandingkan banyak negara lain. Skor PISA kita berada di peringkat 66 dari 81 negara,” tambahnya.

Tak hanya itu, menurut Ptof. Satryo, peringkat perguruan tinggi Indonesia juga jauh tertinggal dari negara-negara lain, utamanya negara G20.

Baca Juga: Menaksir Kekayaan Raja Juli Antoni, Wakil Menteri yang Bakal Naik Pangkat di Kabinet Prabowo - Gibran

“Peringkat global universitas terbaik nomer satu di Indonesia, UI secara ranking dunia berada di posisi 942, tertinggal jauh dari kampus-kampus terbaik dunia. Dan aktivitas kekayaan intelektual Indonesia juga sangat rendah. Hanya 15 persen pendaftaran paten yang berasal dari Indonesia,” jelas Prof Satryo.

Untuk itu, ia mendorong agar pemerintahan ke depan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dapat memecahkan berbagai persoalan dan tantangan dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini sebagai bekal menyongsong program Indonesia Maju di tahun 2045.

“Inovasi dan research adalah kunci masa depan depan bangsa. Melalui kebijakan, kita dorong peningkatan kualitas mutu pendidikan. Kemudian kolaborasi antara industri dan universitas untuk melahirkan SDM berkualitas sesuai kebutuhan industri juga harus ditingkatkan," tegas Prof. Satryo.

Tata kelola pendidikan yang berbasis penelitian di berbagai bidang, seperti pertanian untuk ketahanan pangan dan ekonomi, inovasi kesehatan, hingga inovasi hilirisasi industry, lanjut dia, harus bisa ditingkatkan.

Hal senada juga disampaikan oleh Founder President University yang juga merupakan Direktur Utama dari PT Jababeka Tbk, Dr. (HC). Setyono Djuandi Darmono.

Menurutnya, kebijakan pendidikan di Indonesia seyogyanya selaras dengan visi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jadi saya melihat program dari Pak Prabowo adalah menginginkan meneruskan program dari Pak Jokowi, terutama di industrialisasi, hilirisasi, dalam rangka menciptakan lapangan kerja yang menengah, lapangan kerja yang banyak, dan meningkatkan jumlah kelas menengah kita," imbuhnya.

Founder President University sekaligus Direktur Utama dari PT Jababeka Tbk, Dr. (HC). Setyono Djuandi Darmono
Founder President University sekaligus Direktur Utama dari PT Jababeka Tbk, Dr. (HC). Setyono Djuandi Darmono

Untuk itu, kata Darmono, sangat dibutuhkan satu kebijakan dari Kementerian Pendidikan Perguruan Tinggi dan Ristek ini untuk bagaimana ke depannya bisa mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan road map menuju Indonesia emas di tahun 2045.

Pemilik gelar Dokter Honoris Causa dari Glasgow University di Skotlandia ini berharap agar pemerintah ke depan dapat belajar dari model penerapan lembaga pendidikan di luar negeri.

“Untuk itu saya pikir kita perlu belajar dari luar negeri, bagaimana untuk bisa pertama-tama dari Perguruan Tinggi kita ini daya saingnya ditingkatkan agar kita bisa bersaing di kancah dunia dengan mungkin mendatangkan mahasiswa-mahasiswa asing seperti yang sudah dikerjakan Presidenst University selama 22 tahun terakhir, di mana mahasiswa-mahasiswa asing itu belajar di Indonesia, mereka ngerti mengenai bahasa Indonesia, budaya Indonesia, bagaimana berusaha di Indonesia, dan mempunyai teman-teman Indonesia. Nah, dengan begini akan mempermudah investasi asing masuk ke Indonesia,” ungkap Darmono.

Lebih lanjut ia mengatakan, “Saya kebetulan di bidang kawasan industri mengelola tiga kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri Jababeka di Cikarang yang terbesar di Asia Tenggara, di situ kita mempunyai investor lebih dari 2.000 perusahaan dari 34 negara."

Menurutnya, itu menjadi satu lahan yang sangat bagus untuk didirikannya perguruan-perguruan tinggi internasional di sana. Namun sampai saat ini baru ada dua perguruan tinggi dan dua politeknik di Cikarang.

"Kami berharap ke depan akan lebih banyak lagi di sana, untuk mahasiswa-mahasiswa asing tadi, selain mempermudah investasi asing datang, juga akan membuat anak-anak kita berdaya saing global,” pungkas Darmono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI