Suara.com - Sosok Raffi Ahmad kini tengah disoroti. Di tengah-tengah isu soal bergabungnya Raffi Ahmad ke kabinet Prabowo - Gibran, kini ayah dari Rafathar dan Rayyanza tersebut terseret dalam kasus gentrifikasi digital yang kini ramai diperbicangkan di media sosial X.
Sebuah akun pengamat media sosial @hnirankara pun menyoroti soal seruan boikot kepada Raffi yang berkaitan dengan gentrifikasi digital.
Di dalam cuitannya, pemilik akun bernama Hara tersebut pun memberikan penjelasan mengapa Raffi bisa disebut melakukan gentrifikasi digital.
"Raffi Ahmad diberitakan mendapat tawaran sebagai Wakil Menteri setelah memenuhi undangan di kediaman Prabowo, kabar tentang Raffi Ahmad pun membuat hati semakin gundah. Pasalnya, Raffi Ahmad merupakan salah satu pelaku gratifikasi Digital selain dr. Richard," cuit akun tersebut.
Baca Juga: Video Rafathar Salat Sebelum Berangkat Sekolah Viral, Kain dan Sajadahnya Jadi Sorotan
Lalu, apa sebenarnya gentrifikasi digital yang dikaitkan dengan Raffi Ahmad? Simak inilah selengkapnya.
Definisi gentrifikasi digital
Isu soal gentrifikasi digital ini sudah mulai dikenal sejak tahun 1960-an. Dalam artian luas, gentrifikasi digital adalah sebuah fenomena di mana ruang digital yang awalnya hanya bisa diakses dan digunakan oleh komunitas tertentu, terutama bagi masyarakat yang kurang beruntung atau kaum marginalisasi, kini diambil alih oleh kelompok yang lebih bermodal atau memiliki pengaruh lebih besar.
Proses ini mirip dengan gentrifikasi fisik dimana kawasan perkotaan yang awalnya dihuni oleh masyarakat kelas bawah berubah menjadi kawasan elit.
Dalam hal ini, Raffi dianggap sebagia pelaku gentrifikasi digital dengan berbagai strategi bisnis yang ia lakukan. Contohnya seperti perusahaan RANS Entertainment yang sempat menggarap beberapa animasi.
Baca Juga: Tatapan Baby Lily Bikin Salfok di Tengah Kabar Raffi Ahmad Jadi Wamen, Netizen: Serius Ini Ayah Gue?
Sebelumnya, banyak sekali karya anak bangsa di bidang animasi yang kurang diapresiasi lantaran kurangnya modal hingga exposure ke lingkup yang lebih luas.
Animasi buatan RANS Entertainment ini justru dianggap merebut pasar animator mikro sehingga banyak animator yang kehilangan kesempatan kerja lantaran RANS Entertainment bisa membuat animasi dengan modal yang besar dan menghasilkan hasil yang lebih baik dengan exposure sang pemilik Raffi Ahmad yang pamornya sudah dikenal masyarakat.
Tak hanya itu, Raffi dan sang istri, Nagita Slavina juga kerap membuat produk produk yang sebelumnya banyak dijual oleh UMKM, seperti RA Jeans yang menjual berbagai baju dan celana. Pasar produk milik Raffi ini pun langsung meluas dengan memanfaatkan ketenaran Raffi.
Beberapa bisnis lain seperti Bakmi RN, Keripik Kingkong, RANS Beauty, Aa Raffi Chicken, dan berbagai bisnis kecil-kecilan lainnya dianggap mengambil lapak para pengusaha mikro sehingga banyak lapangan pekerjaan yang mulai menipis karena sistem gentrifikasi yang dilakukan Raffi dan tim-nya.
Hal ini membuat seruan untuk memboikot suami dari Nagita Slavina tersebut semakin meluas. Isu gentrifikasi digital ini pun membuat Raffi tengah jadi perbincangan di samping ia juga tengah dikabarkan akan bergabung ke kabinet baru.
Kontributor : Dea Nabila