Ciri-Ciri Olimpiade Sains Abal-Abal: Apa yang Harus Diperhatikan?

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 16 Oktober 2024 | 07:37 WIB
Ciri-Ciri Olimpiade Sains Abal-Abal: Apa yang Harus Diperhatikan?
Ilustrasi Ciri-Ciri Olimpiade Sains Abal-abal (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini, banyak kompetisi akademik seperti olimpiade sains yang diselenggarakan dan menarik minat masyarakat untuk mengumpulkan prestasi. Selain olimpiade sains seperti matematika, ada pula yang menyelenggarakan kompetisi lainnya seperti bahasa hingga seni. Namun, tak semua olimpiade sains ini sah dan terakreditasi oleh institusi pendidikan resmi, lho. Bahkan, tak sedikit pula yang sampai mendapat julukan "olimpiade abal-abal" karena kerap menipu peserta dengan iming-iming penghargaan atau pengakuan. 

Salah satu akun pribadi milik Tommy Lin di Quora menjelaskan bahwa, "Olimpiade dalam bidang sains & matematika? Yang asli pastinya yang diadakan oleh Kemendikbud, karena OSN (Olimpiade Sains Nasional) ini merupakan tahapan seleksi untuk pembentukan team olimpiade Indonesia yang akan dikirim ke ajang International. Pendaftaran harus melalui sekolah, tidak bisa mandiri dan tidak ada biaya pendaftaran.

Yang abal-abal adalah yang diadakan institusi di luar Kemendikbud, berbayar, bahkan ada yang untuk nebus sertifikatnya aja harus bayar, kualitas soal dan jurinya diragukan, sertifikatnya tidak ada harganya (tidak diakui oleh Kemendikbud atau institusi pendidikan resmi untuk pendaftaran sekolah dan beasiswa). Kurang lebihnya seperti itu", demikian tulisnya.

Ciri-Ciri Olimpiade Sains Abal-Abal

Baca Juga: BAT Kembali Cari Inovator Muda lewat Kompetisi Bisnis Global

Sebagai referensi, beberapa sumber telah membahas mengenai pentingnya verifikasi olimpiade sains. Berikut ini beberapa ciri-ciri olimpiade sains abal-abal yang harus diwaspadai:

1. Biaya Pendaftaran yang Tinggi dan Tidak Masuk Akal

Salah satu tanda utama olimpiade sains yang abal-abal adalah biaya pendaftaran yang terlalu tinggi tanpa alasan yang jelas. Biasanya, olimpiade yang sah memiliki biaya pendaftaran yang wajar dan proporsional dengan fasilitas dan penghargaan yang diberikan. Sebaliknya, olimpiade abal-abal cenderung mematok biaya yang jauh lebih mahal hanya untuk menipu peserta.

2. Tidak Ada Informasi Institusi Pendukung yang Kredibel

Olimpiade sains resmi biasanya diselenggarakan oleh lembaga atau institusi terkemuka, seperti universitas, organisasi pendidikan, atau pemerintah. Mereka juga akan mencantumkan mitra atau sponsor yang jelas. Jika suatu olimpiade sains tidak memiliki informasi institusi pendukung yang kredibel atau bahkan tidak bisa ditemukan riwayat penyelenggaranya, kemungkinan besar itu adalah olimpiade abal-abal.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Negara Terbersih, Jepang Kenalkan Kompetisi Supogomi di Indonesia: Apa Itu?

3. Website dan Sosial Media Tidak Profesional

Periksa kualitas website atau akun sosial media dari kompetisi tersebut. Lomba yang sah biasanya memiliki website profesional dengan informasi yang lengkap dan transparan, termasuk tentang penyelenggara, jadwal, dan tata cara pendaftaran. Jika website terlihat amatir, sulit diakses, atau banyak link yang tidak aktif, ini bisa menjadi sinyal bahaya.

4. Penghargaan yang Berlebihan

Olimpiade sains abal-abal cenderung menjanjikan penghargaan yang berlebihan dan tidak realistis. Misalnya, mereka menjanjikan medali emas atau sertifikat yang bisa digunakan untuk memperkuat aplikasi ke universitas ternama, padahal tidak ada pengakuan resmi dari institusi pendidikan atau pemerintah. Penghargaan yang tidak diakui secara resmi hanya akan sia-sia.

5. Tidak Ada Mekanisme Penjurian yang Jelas

Kompetisi yang sah memiliki mekanisme penjurian yang jelas dan transparan, dengan penilai dari kalangan ahli di bidang terkait. Jika sebuah olimpiade sains tidak menyediakan informasi tentang siapa juri atau bagaimana proses penilaiannya, ini bisa menjadi pertanda bahwa olimpiade tersebut tidak kredibel.

6. Peserta Mudah Memenangkan Hadiah

Ciri lainnya adalah hampir semua peserta "menang" atau mendapat penghargaan. Ini merupakan strategi olimpiade sains abal-abal untuk menarik lebih banyak peserta di masa mendatang, dengan memberikan medali atau sertifikat kepada hampir semua peserta tanpa standar seleksi yang jelas.

7. Tanpa Akreditasi dari Institusi Resmi

Kompetisi resmi sering kali memiliki akreditasi dari lembaga pendidikan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Akreditasi ini menunjukkan bahwa kompetisi tersebut diakui dan diatur sesuai standar tertentu. Jika olimpiade tidak memiliki akreditasi dari lembaga resmi, patut diwaspadai.

Olimpiade sains abal-abal semakin marak dan merugikan peserta yang ingin mengasah kemampuan dan mendapatkan pengakuan yang sah. Oleh karena itu, penting bagi calon peserta untuk selalu memeriksa dengan teliti sebelum mendaftar. Pastikan untuk memeriksa kredibilitas penyelenggara, institusi pendukung, biaya yang wajar, dan mekanisme penilaian yang jelas. Jangan tertipu oleh janji-janji penghargaan besar yang tidak nyata. 

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI