Keutamaan Memberi Utang Kepada Orang Lain Menurut Hadis Sahih

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:03 WIB
Keutamaan Memberi Utang Kepada Orang Lain Menurut Hadis Sahih
Ilustrasi Memberi Utang (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sedekah adalah salah amalan mulia yang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Menurut ulama, Ustaz Dennis Lim mengutip dari hadis sahih, memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan termasuk sedekah. Selengkapnya simak keutamaan memberi utang kepada orang lain berikut ini.

Suara.com - Selama ini, Islam menganjurkan setiap umatnya untuk bersedekah. Nah, salah satu bentuk sedekah bisa dilakukan dengan cara memberikan pinjaman kepada orang lain. Sebab, dengan begitu bisa jadi kita dapat membantu masalah atau perekonomian orang tersebut.

Keutamaan Memberi Utang Kepada Orang Lain

Menurut Ustaz Dennis Lim, mengutip dari kitab as shahih a tarhib wa tarhib karya syekh Al Munziri, mengungkap bahwa Rasulullah SAW telah menjelaskan tentang keutamaan mengutangi orang lain.

Baca Juga: Tiga Minggu Jelang Lengser, Pemerintahan Jokowi Masih Rajin Tarik Utang Baru

"Kalau kita ngutangin orang lain Rp10 juta, janji dibalikin tanggal 10, maka dari tanggal 1 sampai tanggal 10 kita dianggap setiap harinya sedekah Rp10 juta per hari, karena utangnya Rp10 juta kalau tepat waktu," kata Dennis Lim seperti dikutip dari unggahan Instagramnya pada Rabu 9 Oktober 2024.

Sementara jika pembayaran utang tidak tepat waktu atau dengan kata lain mundur dari tanggal yang telah dijanjikan, maka orang yang meminjamkannya tetap mendapat keutamaan. Bahkan keutamaanya bisa berlipat.

"Anggaplah nggak tepat waktu, ternyata orangnya entah kabur, entah galakan dia atau dia bener-bener jujur. 'Mohon maaf saya minta tempo lagi' maka dari tanggal 11 sampai entah kapan dia bayar, dianggap kita seharinya sedekah dua kali lipat dari jumlah utangnya," ungkapnya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa meminjamkan uang kepada orang lain termasuk amalan sedekah yang memiliki keutamaan besar di dalamnya. Orang yang memberi utang akan mendapat pahala setara dengan besaran uang yang dipinjamkan setiap harinya sampai utang tersebut dibayar.

Adab Berutang

Baca Juga: Penjulan Anjlok dan Utang Meningkat, Bisnis Investasi Udang Kaesang Pangarep Terpuruk

Nah, sebelum berutang, sebaiknya kita memahami adabnya terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Yakin mampu membayar

Islam menganjurkan agar umatnya tidak berutang sebelum yakin bisa membayarnya di hari yang telah dijanjikan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang mengambil harta manusia (dan) ingin melunasinya, niscaya Allah akan melunaskan atasnya dan barangsiapa yang mengambil (dan) ia ingin menghilangkannya niscaya Allah menghilangkannya." (HR. Bukhari).

2. Tidak menunda pembayaran

Salah satu kebiasaaan yang kerap dilakukan orang berutang yaitu malas membayar. Nabi Muhammad SAW menjelaskan kelakuan orang yang menunda-nunda pembayaran pinjamannya padahal mampu merupakan bentuk perbuatan yang zalim.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: "Mengulur-ngulur waktu pembayaran utang oleh orang yang mampu merupakan perbuatan zalim. Dan jika salah seorang di antara kalian diikutkan (dialihkan utangnya) kepada orang yang mampu, maka hendaklah dia mengikutinya."

3. Mencatat utang

Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk mencatat utang yang dipinjam. Tak hanya besaran, namun waktu mengembalikannya pun juga harus dicatat.

Itulah tadi ulasan seputar keutamaan memberi utang kepada orang lain. Semoga menambah pemahaman kita terutama tentang utang piutang.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI