Suara.com - Apakah kamu pernah melihat tumpukan speaker dengan watt tinggi di atas kendaraan terbuka dengan musik elektronik tempo cepat dan volume maksimal? Itulah fenomena sound horeg.
Meskipun banyak yang menikmatinya, tapi ternyata tidak sedikit juga yang merasa terganggu dengan kehadiran fenomena ini. Kira-kira, asal-usul sound horeg dari mana? Cari tahu seperti apa sejarahnya, yuk.
Sejarah Sound Horeg
Diketahui, istilah sound horeg sendiri diambil dari bahasa Jawa yang artinya suara bergetar. Jadi, bisa disimpulkan bahwa sound horeg adalah suatu suara yang keras dan bisa menimbulkan getaran.
Pengertian sound horeg secara rinci telah dijelaskan dalam sebuah jurnal 'Analisis Hukum Terhadap Penggunaan Sound System yang Melebihi Batas (Sound Horeg) (Studi Kasus Wilayah Hukum Kecamatan Karangploso)' karya Sinta Della Lesgasevia.
Disebutkan bahwa sound horeg merupakan sebuah fenomena yang berkembang di kalangan masyarakat dengan memanfaatkan alat penghasil suara dengan volume yang cenderung tinggi.
Bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya, sound horeg memang dikenal sebagai salah satu tradisi yang melibatkan karnaval dengan ditampilkannya sound system dalam ukuran yang sangat besar.
Tidak hanya berukuran besar, sound system yang digunakan dalam sound horeg juga relatif menghasilkan suara yang menggelegar.
Kemunculan sound horeg dimulai sejak era 2000-an, di mana saat itu masyarakat menggunakan alat pengeras suara sebagai sebuah hiburan sederhana sesuai dengan keperluannya saja.
Lambat laun, sebuah ide muncul yang mengubah alat pengeras suara menjadi sound horeg. Perubahan itu diduga terinspirasi dari diskotik di kota besar, seperti Jakarta.
Baca Juga: 10 Link Download Mod Bussid Sound Horeg: Bikin Jedag Jedug!
Fenomena sound horeg kemudian semakin membesar setelah pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Banyak warga yang merasakan kerinduan terhadap hiburan di luar rumah, seperti karnaval dan sejenisnya.