AHY, yang sebelumnya sudah memiliki sejumlah gelar akademik dari universitas internasional seperti Nanyang Technological University dan Harvard University, menegaskan pentingnya kepemimpinan transformasional dalam mempersiapkan Indonesia menuju era Indonesia Emas 2045. Rektor Unair, Profesor Moh Nasih, menyatakan bahwa AHY adalah doktor ke-88 dari program tersebut dan menjadi contoh dari keberhasilan program doktoral Unair yang berfokus pada pengembangan pemimpin masa depan.
Universitas Airlangga, tempat AHY menyelesaikan studi doktoralnya, telah lama dikenal sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia. Dengan program doktoral yang unggul, Unair terus berupaya menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melalui program doktoralnya, Universitas Airlangga terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memastikan bahwa lulusan program ini mampu bersaing di kancah global.
Kasus UIPM dan pencapaian akademik AHY di Unair memberikan refleksi penting tentang dunia pendidikan di Indonesia. Sementara lembaga seperti UIPM menghadapi kritik tajam atas legalitas dan kredibilitasnya, Universitas Airlangga menunjukkan bagaimana kualitas pendidikan tinggi yang terjamin dapat mendukung pengembangan sumber daya manusia unggul.
Masyarakat perlu lebih kritis dan berhati-hati dalam memilih institusi pendidikan agar tidak tergiur dengan tawaran gelar akademik yang tidak jelas, demi menjaga integritas dan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Itulah pembahasan singkat tentang almamater Raffi Ahmad dan AHY yang disebut bak langit dan bumi. Bagaimana menurut pembaca?