Cerita Naomi Daviola Hilang di Gunung Slamet, Ditolong Burung hingga Ingat Antar Anak-anak ke Gereja

Rifan Aditya Suara.Com
Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:57 WIB
Cerita Naomi Daviola Hilang di Gunung Slamet, Ditolong Burung hingga Ingat Antar Anak-anak ke Gereja
Cerita Naomi Daviola Hilang di Gunung Slamet (Instagram/mountnesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Naomi Daviola Setyani, seorang warga Karangroto, Genuk, Semarang, merasa sangat lega setelah bisa kembali berkumpul dengan keluarganya usai tersesat di Gunung Slamet. Cerita Naomi Daviola hilang di Gunung Slamet pun langsung viral.

Tak hanya akhir kisah bahagia karena Naomi Daviola selamat. Cerita awalnya hingga pengalaman misteriusnya selama hilang menarik untuk diketahui.

Persiapan Pendakian

Siswi kelas 3 SMK Negeri 3 Semarang ini sempat mengalami ketakutan yang luar biasa ketika tersesat selama dua hari di gunung tertinggi di Jawa Tengah tersebut.

Naomi, yang sering dipanggil Viola, hanya bisa bertahan dengan makan sepotong roti untuk pagi dan siang selama tersesat. Ini adalah pengalaman pendakiannya yang pertama di Gunung Slamet, meskipun sebelumnya ia sudah pernah mendaki di Gunung Ungaran dan Gunung Andong pada pertengahan tahun 2024.

Baca Juga: Sosok Naomi, Siswi SMK Semarang yang Viral Usai Hilang di Gunung Slamet

Sebelum melakukan pendakian, Naomi sempat memberitahukan rencananya kepada orang tuanya dan perjalanan sebelumnya juga berlangsung tanpa masalah.

Ia mengakui bahwa dirinya juga mengalami FOMO (fear of missing out), tetapi tidak sekadar mengikuti tren mendaki gunung. Naomi juga telah mempersiapkan diri dengan matang untuk pendakian ini.

Ia rutin berolahraga di sekitar rumah dan di lapangan GOR Tri Lomba Juang sejak dua minggu sebelum berangkat. Persiapannya termasuk latihan fisik yang intens, seperti jogging dan menaiki tangga berulang kali.

Mulai Pendakian Gunung Slamet

Naomi memulai perjalanan ke Gunung Slamet pada Sabtu (5/10/2024) siang, dengan berkendara motor sendirian menuju Purbalingga. Sesampainya di Base Camp Gunung Slamet, ia bertemu dengan rombongan yang dikenalnya melalui TikTok, yang berjumlah sekitar 40 orang.

Bersama mereka, ia memulai pendakian tepat pada pukul 23.45. Lalu, biaya yang Naomi keluarkan untuk pendakian ini hanya sekitar Rp 70 ribu, mencakup tiket dan makan siang.

Baca Juga: Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup Sampai Kapan? Ribuan Pendaki Batal Muncak!

Rombongan tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, dan Naomi berada di kelompok tiga dengan tujuh anggota. Mereka berangkat bersama dari Pintu Rimba, dan tiba di Pos 9 Pelawangan sekitar pukul 09.00-10.00 pada Minggu (6/10/2024).

Di tengah perjalanan, tiga anggota dari kelompok Naomi bergerak lebih cepat, meninggalkan Naomi dan tiga pendaki lainnya di belakang. Di saat inilah Naomi mulai merasakan bahwa sesuatu tidak beres.

Tersesat

Ia berhenti untuk beristirahat, dan ketika menengok ke belakang, dua pendaki yang bersamanya sudah tidak terlihat lagi. Keadaan yang tiba-tiba sunyi ini membuatnya panik. Naomi lantas mencoba meminta pertolongan dengan berteriak, tetapi tak ada satu pun yang mendengar.

Dalam kesendiriannya, Naomi teringat tanggung jawabnya untuk mendampingi anak-anak ke gereja pada hari Minggu. Hal ini membuatnya semakin bertekad untuk bertahan dan menemukan jalan keluar.

Mengikuti Burung

Setelah berusaha berjalan mengikuti jalanan menurun, Naomi menemukan semak-semak dan pagar tinggi yang tak jelas ke mana arahnya.

Lelah dan bingung, ia memutuskan untuk kembali naik, meski jalurnya semakin sulit. Ia akhirnya berhenti untuk beristirahat dan mencoba tidur, tetapi rasa takut membuatnya sulit terlelap.

Selama malam itu, Naomi menyaksikan berbagai keanehan, tetapi ia enggan menceritakan detailnya. Di tengah kepanikannya, seekor burung tiba-tiba muncul di hadapannya.

Naomi merasa burung tersebut seakan-akan menuntunnya ke arah yang benar, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti ke mana burung itu terbang.

Namun, perjalanan yang dipilih burung tersebut melewati jalur yang sulit, hingga membuat Naomi terluka. Meskipun demikian, ia tetap berusaha melanjutkan perjalanan, meskipun hanya memiliki roti sobek yang tinggal enam potong dan air yang ia ambil dari sumber mata air di gunung.

Hingga keesokan harinya, Naomi terus berusaha mencari jalan keluar. Namun, cuaca yang memburuk dengan hujan deras dan badai membuatnya semakin sulit untuk melanjutkan perjalanan.

Ia memutuskan beristirahat di bawah pohon hingga tertidur, meski cuaca masih sangat buruk. Lalu pagi harinya, Naomi kembali melihat burung yang mengarahkannya ke jalanan yang dipenuhi akar-akar pohon.

Sayangnya, ia takut jatuh ke jurang saat melangkah di jalur yang licin tersebut, hingga akhirnya memilih untuk berhenti. Di tengah semua kesulitan, yang ada di pikirannya hanyalah keluarganya, terutama adiknya dan neneknya yang merawatnya sejak kecil. Hal inilah yang terus memberinya kekuatan untuk bertahan.

Naomi Daviola Selamat

Akhirnya, pada Selasa (8/10/2024) sekitar pukul 09.00, Naomi mendengar suara pria yang memanggil namanya. Dengan penuh haru, ia segera merespons, dan ternyata suara tersebut berasal dari tim SAR gabungan yang mencarinya.

Naomi segera dievakuasi turun ke base camp, dan ia bertemu dengan keluarganya serta mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat sebelum dibawa pulang ke Semarang.

Ibundanya, Dwi Ningsih Veronica, merasa sangat lega setelah mengetahui anaknya selamat. Ia menegaskan bahwa pengalaman ini menjadi pelajaran penting bagi Naomi, terutama mengenai pentingnya restu orang tua sebelum melakukan aktivitas berbahaya seperti mendaki gunung.

Meskipun Naomi aktif di kegiatan pramuka, ibunya kini melarangnya untuk mendaki gunung lagi. Seperti itulah cerita Naomi Daviola ketika hilang di Gunung Slamet. 

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI