Mengenal Sindrom Kematian Mendadak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya!

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:21 WIB
Mengenal Sindrom Kematian Mendadak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya!
Ilustrasi sakit jantung (pixabay/pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Artis senior sekaligus politikus Marissa Haque meninggal dunia pada Rabu (2/10/2024) di usia 61 tahun. Kepergian istri dari musisi Ikang Fawzi ini mengejutkan karena disebut tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

Kondisi ini memicu dugaan bahwa Marissa Haque mengalami Sudden Death Syndrome (SDS) atau sindrom kematian mendadak.

Sudden Death Syndrome (SDS) adalah kondisi medis yang seringkali datang tanpa peringatan dan dapat mengakibatkan kematian mendadak. Berdasarkan laman Healthline, hingga saat ini penyebab pasti SDS belum bisa dipastikan.

Namun, mutasi genetik diketahui berperan dalam beberapa kasus SDS, meskipun tidak semua orang yang mengalami SDS memiliki mutasi tersebut.

Obat-obatan tertentu juga dapat memicu SDS. Misalnya, sindrom QT panjang adalah salah satu kondisi yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung berbahaya, di mana jantung berdebar tak teratur dan cepat. Obat-obatan seperti antihistamin, dekongestan, antibiotik, hingga antidepresan disebut bisa memicu kondisi ini.

Penyebab hingga Pencegahan SDS

Selain obat-obatan, beberapa kondisi medis seperti penyakit jantung, epilepsi, dan aritmia juga berpotensi memicu Sudden Death Syndrome. Bahkan, beberapa pasien SDS tidak menunjukkan gejala apa pun hingga mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memicu kematian mendadak.

Lithium, yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar, juga bisa menyebabkan gangguan irama jantung pada penggunanya. Selain itu, kondisi seperti kardiomiopati hipertrofik—penebalan dinding otot jantung—juga termasuk faktor risiko SDS.

Ironisnya, Sudden Death Syndrome sering kali tidak menunjukkan gejala awal yang jelas. Dalam banyak kasus, tanda pertama SDS adalah kematian mendadak itu sendiri. Namun, beberapa gejala peringatan dapat muncul, seperti nyeri dada saat berolahraga, pingsan tanpa sebab jelas, dan kesulitan bernapas.

Pencegahan SDS dilakukan dengan diagnosis dini, terutama bagi individu yang memiliki riwayat SDS dalam keluarga. Langkah-langkah seperti menghindari obat yang memicu gejala dan menjaga kesehatan jantung dengan olahraga teratur serta pola makan sehat sangat dianjurkan. (antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI