Definisi dari keduanya juga mencerminkan ada perbedaan penyebab dari kedua gangguan jantung itu.
Sementara itu, serangan jantung terjadi ketika jantung tak mendapat pasokan oksigen yang memadai.
Penyebabnya adalah pembuluh darah yang tersumbat atau yang sering disebut dengan aterosklerosis.
Lantaran tak punya pasokan oksigen, jantung akan mengalami kerusakan bahkan kematian otot. Jangka waktu serangan jantung hingga kematian umumnya lebih lama daripada henti jantung.
Henti jantung di sisi lain terjadi secara mendadak dan jantung berhenti memompa secara tiba-tiba.
Penyakit ini terbilang lebih berbahaya lantaran bisa menimbulkan kematian lebih cepat ketimbang serangan jantung. Pasalnya saat jantung berhenti mendadak, organ penting seperti otak akan mengalami kerusakan dan penderita berpotensi tinggi untuk meninggal dunia.
Terkait gejala, henti jantung dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut:
- Penderita akan mengalami napas yang terputus bahkan tak bernapas sama sekali,
- Pupil mata penderita akan masuk ke dalam tengkorak,
- Terjadi lemas tubuh yang mendadak,
- Penderita tak sadarkan diri dan pingsan seketika,
- Tubuh penderita memucat dan berwarna biru,
- Tak ditemukan denyut nadi dan detak jantung pada penderita.
Lalu, penderita serangan jantung dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut:
- Penderita mengalami sesak napas,
- Ada gejala mual dan sakit perut,
- Tubuh penderita keluar keringat dingin,
- Detak jantung penderita tak beraturan,
- Kepala penderita menjadi pusing,
- Terjadi kontraksi otot di area dada, leher, dan lengan,
- Area diafragma menjadi nyeri disusul dengan area dada, tangan, rahang, hingga tulang belikat.
Menjaga kesehatan jantung bisa cegah keduanya
Baca Juga: Keluarga Sepakat Ini Penyebab Marissa Haque Meninggal: Kami Mengasumsikannya...
Mengutip penjelasan Siloam Hospitals, menjaga kesehatan jantung dapat mencegah henti jantung dan serangan jantung.