Lebih dari Sekadar Kain: Batik Kirei Empowering Penyintas Kanker dan Tuna Rungu

Rabu, 02 Oktober 2024 | 17:07 WIB
Lebih dari Sekadar Kain: Batik Kirei Empowering Penyintas Kanker dan Tuna Rungu
Lebih dari Sekadar Kain: Batik Kirei Empowering Penyintas Kanker dan Tuna Rungu (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Batik Nasional diperingati pada 2 Oktober setiap tahunnya. Pada tahun ini, tepat 15 tahun yang lalu batik ditetapkan dan diakui oleh dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. 

Untuk itu, masyarakat Indonesia sudah sewajibnya turut serta melestarikan batik, salah satunya adalah dengan mengenal berbagai macam jenis batik dan merawatnya dengan tepat. 

Hal ini diwujudkan oleh Attack Batik & Delicate Care yang berkolaborasi dengan Rumah Batik Palbatu (RBP), dengan meluncurkan motif kain Batik Kirei yang  akan diperkenalkan dan dipamerkan di Kantor Pusat Kao Indonesia pada Hari Batik Nasional 2024.  

Seperti namanya, Kirei yang diambil dari kata cantik dalam bahasa Jepang, batik ini khusus diciptakan dengan menuangkan nilai-nilai Kirei Lifestyle ke dalam hasil karya tangan yang indah dengan mengombinasikan motif batik tertentu yang mencerminkan identitas Indonesia. 

Baca Juga: 2 Oktober Hari Apa? Mengungkap Warisan Budaya Indonesia yang Mendunia

Lebih dari Sekadar Kain: Batik KireiEmpowering Penyintas Kanker dan TunaRungu (Dok. Istimewa)
Lebih dari Sekadar Kain: Batik KireiEmpowering Penyintas Kanker dan TunaRungu (Dok. Istimewa)

Nilai keindahan dan kebersihan digambarkan melalui bunga mawar dan melati serta digabungkan dengan seorang perempuan yang mengenakan kebaya yang cantik, bersih, dan wangi. 

Sebagai rumah batik yang didirikan untuk mengedukasi masyarakat sekitar tentang cara pembuatan batik dan pelestariannya, proses pengerjaan Batik Kirei sendiri menggandeng pengrajin penyintas kanker dan tuna rungu.

Karenanya, dalam Batik kirei, terdapat pula simbol komunitas kanker dan tuna rungu untuk menggambarkan pengrajin dari Rumah Batik Palbatu. 

Melalui kolaborasi bersama ini, sebanyak 2.024 kain batik diproduksi secara mandiri, untuk kembali menggerakkan roda perekonomian dan peningkatan kualitas hidup komunitas pengrajin batik di Rumah Batik Palbatu dan sekitarnya.

"Kolaborasi ini sangat membantu kami sebagai pengrajin batik dalam mengenalkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Apalagi dalam prosesnya kami juga dilibatkan," kata Budi Dwi Hariyanto, Founder Rumah Batik Palbatu dalam siaran pers yang Suara.com terima baru-baru ini.

Baca Juga: Ketika Batik Jadi Simbol Perselisihan Budaya Antara Indonesia dan Malaysia

Tentunya dengan semakin banyaknya masyarakat yang mencintai batik, harapannya dapat juga menjadi motivasi bagi para pengrajin terutama di Rumah Batik Palbatu ini yang mayoritas adalah warga sekitar, penyintas kanker, dan tuna rungu yang dimana membatik sudah menjadi kegiatan mata pencarian mereka sehari-hari.

Kao Indonesia juga mengadakan workshop edukasi dan kegiatan membatik kepada karyawan perusahaan serta beberapa komunitas eksternal. Rangkaian kegiatan ini dilakukan sebagai wujud nyata untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia.

Sementara untuk kebutuhan perawatan masyarakat Indonesia dalam menggunakan batik dan pakaian berbahan halus lainnya seperti kebaya, abaya, dan hijab, Attack Batik & Delicate Care bisa menjadi solusi.

Memiliki Natural Care Technology with Essential Oil, detergen ini dapat menjaga warna batik dan pakaian berbahan halus tetap natural dan melindunginya dari kerusakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI