Suara.com - Israel tengah gencar menyerang Hamas dan Hizbullah. Hamas sendiri berbasis di Palestina, sedangkan Hizbullah di Lebanon. Beberapa hari lalu, serangan Israel menewaskan pimpinan Hizbullah Hasan Nasrallah. Kabar ini membuat Iran murka dan balas menembakkan ratusan rudal ke Israel sejak Selasa (2/10/2024) malam.
Sebagai informasi, Hamas dan Hizbullah sangat dibenci oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. PM Israel ini juga menyatakan akan terus menyerah Lebanon tanpa ampun untuk menghabisi Hizbullah.
Sebelum Hizbullah, Israel lebih dulu membunuh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Haniyeh tewas terbunuh akibat serbuan Israel yang dilakukan di kediamannya di Iran. Dalam pernyataannya, Netanyahu juga tidak ingin gencatan senjata dengan Palestina.
Dengan alasan ingin memberantas Hamas dan Hizbullah, Israel di bawah rezim Netanyahu terus melakukan serangan mematikan yang diarahkan ke penduduk sipil. Lantas, apa perbedaan Hamas dan Hizbullah yang begitu dibenci Israel?
Baca Juga: Dapat Ancaman dari Netanyahu, Masoud Pezeshkian: Iran Tetap Berdiri Teguh
Siapa itu Hamas?
Hamas adalah kelompok atau organisasi militer yang didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin pada tahun 1987. Hamas sendiri masuk dalam kelompok Ikhwanul Muslimin yang beroperasi di Jalur Gaza, Palestina.
Hamas dikenal dengan sayap militernya yang dijuluki Brigade al-Qassam, di mana kelompok ini membangun jaringan terowongan di bawah Gaza untuk berperang gerilya. Sistem ala Hamas ini menyulitkan pasukan Israel untuk mendeteksi keberadaan mereka hingga sekarang.
Hamas dapat memproduksi roket rakitan, mortir, bahan peledak, dan rudal antitank. Pejuang kemerdekaan Palestina ini juga bisa menciptakan rudal antipesawat yang diluncurkan dari bahu para anggotanya.
Selain itu, Hamas juga dikabarkan memiliki roket jenis M-75, R-160, dan J-80. Jenis roket ini mampu mencapai jarak hingga 50 mil. Amunisi roket ini dimafaatkan Hamas sebagai perlindungan melawan Israel.
Pihak Israel sendiri mengklaim Hamas dapat menghasilkan hingga 20 ribu lebih peluru dalam satu hari. Bahkan, Hamas disebut memiliki roket buatan Rusia dan rudal Bolsai Korea Utara yang bisa mengancam pasukan militer Israel.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Beirut Selatan, Operasi Ugal-ugalan Tewaskan 55 Orang
Semua senjata itu biasa didistribusikan melalukan jaringan terowongan yang luas untuk menghindari terdeteksi Israel.
Serangan yang dilakukan Israel dengan alasan ingin membunuh Hamas telah menewaskan lebih dari 41.000 warga sipil Palestina. Semakin mengerikan, angka itu terjadi dalam kurun waktu satu tahun, tepatnya sejak 7 Oktober 2023.
Siapa itu Hizbullah?
Berbeda dengan Hamas, kelompok militer Hizbullah didirikan pada tahun 1982 dan berpusat di Lebanon Selatan. Hizbullah memiliki kemampuan militer yang jauh lebih maju dibandingkan dengan Hamas.
Dengan pendanaan dan pasokan yang besar dari para pendukungnya di Teheran, persenjataan Hizbullah cukup lengkap. Di antaranya roket, rudal, pesawat nirawak, hinnga senjata antikapal yang canggih.
Israel mengklaim bahwa Hizbullah memiiki setidaknya 150 ribu roket dan rudal, termasuk roket Fateh-110 dan Zelzal-2 milik Iran. Jenis roket itu mampu menyerang secara jarak jauh ke wilayah Israel dengan presisi tinggi.
Persenjataan besar dan canggih ini berpotensi untuk mengalahkan sistem pertahanan udara iron dome milik Israel jika terjadi perang besar-besaran.
Hizbullah menggunakan teknologi drone Shahed 136 untuk melakukan pengintaian dan melindungi anggota Hizbullah. Drone ini mampu meningkatkan kemampuan Hizbullah untuk mengumpulkan intelijen, serta melakukan serangan tepat sasaran ke musuh.
Persenjataan Hizbullah juga mencakup rudal antikapal Yakhont buatan Rusia dan Silkworm buatan China. Masing-masing rudal ini memiliki jangkauan sekitar 186 mil.
Meskipun keunggulan udara Israel masih belum tertandingi, tetapi pertahanan antipesawat Hizbullah telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Roket dan rudal milik Hizbullah diklaim bisa mengancam pertahanan militer darat Israel. Ancaman ini membuat Amerika Serikat ikut turun tangan dan membantu pasokan senjata Israel.
Selain itu, Hizbullah memiliki kekuatan tempur yang jauh lebih besar daripada Hamas, yaitu mencapai 100 ribu anggota. Adapun sistem pertahanan lain yang juga digunakan Hizbullah mirip dengan Hamas, yaitu terowongan.
Kontributor : Dea Nabila