Pada suatu hari, tuan tanah itu mengadaan pertemuan besar dengan para petinggi Belanda. Saat pertemuan dilakukan, sang tuan tanah tak sengaja kentut dan mengeluarkan bau tak sedap.
Untuk menahan malu, sang tuan tanah menjadikan kusirnya sebagai kambing hitam yang dituduh kentut sembarang. Sang kusir terpaksa mengakui bahwa dirinya yang buang angin untuk menjaga muka tuannya.
Melihat kesetian kusirnya, sang tian tanah kemudian menghadiahi tanah yang luas. Tanah tersebut yang kemudian dinamai Tanah Kusir.