Suara.com - Sedang ramai diperbincangkan mengenai pedangdut Happy Asmara yang ketahuan makan babi saat siaran langsung di akun media sosialnya.
Dalam video yang beredar, terlihat Happy Asmara sedang makan daging menggunakan sumpit di kamar hotel di Taiwan.
Awalnya Happy menyantap daging itu dengan lahap karena mengira makanan itu adalah daging sapi. Namun netizen yang menonton siaran langsung itu, menduga daging yang dimakan Happy adalah daging babi.
Merasa janggal, Happy akhirnya memuntahkan makanan tersebut. Happy mengaku membeli daging dalam kemasan itu di depan hotel. Di kemasan tersebut berisi tulisan China sehingga Happy tidak tahu apakah yang dimakannya babi atau bukan.
Baca Juga: 4 Kontroversi Artis Muslim Makan Daging Babi, Ada yang Dipenjara
Netizen pun meminta istri Gilga Sahid itu untuk lebih berhati-hati membeli makanan di Taiwan karena sebagian besar mengandung babi.
Kisah Kiai Makan Babi
Dalam Islam, daging babi haram untuk dikonsumsi. Namun ada kisah seorang kiai besar dari Nadhlatul Ulama (NU) yang mengucap Alhamdulillah setelah menyantap babi.
Kisah ini diceritakan Gus Baha dalam ceramahnya yang beredar luas di media sosial. Alkisah Raden Asnawi Kudus, menurut Gus Baha, pernah diundang pesta oleh orang China.
Hidangan yang disajikan dalam pesta itu adalah makanan yang terbuat dari babi dan anjing, yang notabene haram dalam Islam.
Baca Juga: Padahal Lulusan Sekolah Islam, Gilga Sahid Lalai Ingatkan Happy Asmara Makan Daging Babi
"Walhasil saking bencinya, orang-orang ini ingin mempermalukan Raden Asnawi. Mereka membuat pesta dengan suguhan daging babi dan anjing," kata Gus Baha.
Setelah makan hidangan di pesta, Raden Asnawi ditanya oleh salah satu orang China yang mengundangnya mengenai makanan yang disantapnya.
Orang itu bertanya apakah Raden Asnawi tahu makanan yang dimakan. Dengan santai, Raden Asnawi menjawab tidak tahu.
Orang China itu lalu memberitahu bahwa makanan yang baru dimakan Raden Asnawi adalah daging babi dan anjing. Orang China itu merasa sudah mempermalukan Raden Asnawi. Namun dugaaan itu salah. Bukannya ketakutan, Raden Asnawi malah senang bukan main dengan mengucap Alhamdulillah.
"Alhamdulillah. Kalau tidak kamu bohongi aku tidak tahu rasanya daging babi dan anjing. Sekarang saya tahu rasanya, halal pula," timpal Raden Asnawi.
Menurut Gus Baha, karena Raden Asnawi tidak tahu makanan yang disantapnya adalah babi dan anjing makan hukumnya halal.
Profil Raden Asnawi
Dikutip dari NU Online, Kiai Asnawi dikenal sebagai penggerak Nahdlatul Ulama (NU). Nama asli Kiai Asnawi adalah Raden Syamsi. Nama Asnawi diperoleh setelah menunaikan ibadah haji.
Asnawi, atau Raden Syamsi, lahir di Damaran, Kudus, pada 1281 H/1861 M. Dia merupakan putra dari pasangan H. Abdullah Husnin dan R Sarbinah.
Keduanya adalah pedagang konveksi yang cukup besar di Kudus. Jika dirunut silsilahnya, Kiai Asnawi masih keturunan ke-14 Sunan Kudus dan keturunan ke-5 Kiai Ahmad Mutamakkin, Kajen, Pati.
Kiai Asnawi merupakan sosok aktivis sekaligus pendidik. Sudah mulai mengajar santri ketika masih berada di Makkah. Ketika pulang ke tanah air pada 1916, Kiai Asnawi mendirikan madrasah di kawasan Menara Kudus, dengan nama Madrasah Qudsiyyah.