Sejak era ini, sekitar 3000 karpet telah dilestarikan di museum-museum besar dunia atau koleksi pribadi. Selama periode ini, pusat-pusat kerajianan karpet dibangun di sebelah istana raja-raja, sepereti di Tabriz, Isfahan, Kashan, Mashhad, Kerman, Joshghan, Yazd, Estrabad, Herat, Shirvan, Karabagh, dan Gilan.
Kata dari bahasa Arab untuk karpet berarti permadani yang dapat dihamparkan yang dibentangkan di atas tanah untuk memberikan kedamaian bagi mereka yang duduk di atas karpet seperti halnya bumi/tanah, yang ciri-ciri inherennya adalah ekspansi, keibuan, dan buaian.
Di sisi lain, bumi adalah gambaran langit. Oleh karena itu, karpet merupakan cerminan singgasana. Tenun karpet tidak diragukan lagi merupakan salah satu perwujudan budaya dan seni Iran yang paling menonjol. Identitas nasional orang Iran terkait dengan tenun karpet. Hari Karpet Nasional diperingati setiap tanggal 22 Mei.
Dalam kesempatan yang sama, Pakar Tekstil dan Dosen Seni Rupa Prodi Kriya Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dr. Lucky Wijayanti, M. Sn., menyampaikan, dalam perkembangannya karpet dianggap sebagai industri mewah.
“Karpet seolah representasi kemewahan. Dalam unsur budaya Timur Tengah. Permadani sebagai barang seserahan dari pihak laki-laki ke pihak perempuan. Permadani sebagai karya seni yang dikoleksi, karena: artistic, mempesona, dan karakter yang unik,” ujar Lucky Wijayanti.
Ia menambahkan, permadani juga memiliki beragam tipe dan ukuran, yang mana juga memengaruhi fungsi dan filosofi. Permadani atau karpet, lebih besar dari ukuran: 275 x 180 cm berfungi sebagai koleksi dan elemen estetis pada interior. Permadani atau rug kecil, lebih kecil dari ukuran: 275 x 180 cm berfungsi sebagai koleksi.
Runners, berukuran 90 – 120 cm x 245 – 610 cm berfungsi sebagai penutup lantai pada bagian interior antar ruang Prayer rug/ sajadah, berukuran 60-120 cm x 120-245cm. Berfungsi sebagai koleksi dan alas untuk sholat atau berdoa (sajadah).
Donkeybags, berukuran 60 cm x 120-150 cm berfungsi sebagai tas untuk membawa baranng-barang yang ditempatkan pada punggung keledai.
Malik Mahbooh Ahmed, salah satu pengusaha Karpet di Indonesia menjelaskan, permadaninya dihadirkan langsung dari Iran, Pakistan, Kashmir yang terbuat dari pewarna dan bahan alami seperti bulu unta, bulu domba, atau bulu kambing, yang memiliki proses pembuatan handmade dengan spiritual tinggi.
“Permadani yang kami impor memiliki proses pembuatan yang sangat berkualitas dan istimewa di mana para pekerja harus suci dari hadas, tidak berkata kasar, dan diproses dengan mendoakan para pembelinya,” kata Malik, sambil memperlihatkan koleksi karpetnya.