Bisa Bikin Miskin Milenial dan Gen Z, Apa yang Memicu Doom Spending?

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 28 September 2024 | 19:54 WIB
Bisa Bikin Miskin Milenial dan Gen Z, Apa yang Memicu Doom Spending?
Ilustrasi Doom Spending (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Doom spending menjadi fenomena yang diperkirakan bisa membuat generasi milenial dan gen Z menjadi miskin. Hal ini pun diyakini bisa mengancam masa depan mereka. Lalu apa yang memicu doom spending?

Istilah doom spending sendiri awalnya muncul di berbagai platform media sosial, sampai-sampai kini jadi perhatian serius oleh banyak kalangan. Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh Credit Karma milik Intuit pada November 2023, kebiasaan doom spending meningkat akibat kekhawatiran ekonomi hingga stres finansial.

Apa Itu Doom Spending?

Berdasarkan penelitian oleh firma kurator kepailitan, Allan Marshall & Associates Inc, doom spending merupakan suatu tindakan mengeluarkan uang secara berlebihan saat seseorang sedang merasa stres atau cemas. Pengeluaran yang terkesan sia-sia ini kerap kali jadi salah satu langkah yang diambil di masa ekonomi sulit, seperti krisis global, kehilangan pekerjaan, masalah internal, atau pandangan masa depan yang tidak pasti.

Baca Juga: Siap Kampanye Lewat Medsos Demi Incar Pemilih Gen Z, Rano Karno Ogah Tiru Joget Gemoy Prabowo: Gak Bisa, Terlalu Luwes

Apa yang Memicu Doom Spending?

Ada beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan kebiasaan doom spending ini. Salah satu yang paling banyak yaitu kepuasan instan. Hal tersebut bisa terjadi lantaran otak manusia suka mencari kesenangan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan.

Beberapa orang menilai bahwa dengan menghabiskan uang untuk hal-hal yang diinginkan saat itu juga, memacu produksi hormon dopamin yang menyebabkan timbulnya rasa senang. Pelarian sesaat dari rasa stres dan kecemasan itulah yang akhirnya mendorong seseorang untuk terus berbelanja meski tidak diperlukan.

Selanjutnya, doom spending juga dapat dipengaruhi oleh media sosial yang sering menampilkan kemewahan dan kesuksesan orang-orang. Hal ini lantas memicu seseorang untuk membandingkan dirinya dengan orang yang ia lihat di media sosial.

Pembandingan diri sendiri dengan orang lain tersebut bisa menciptakan tekanan untuk bersaing secara 'tidak sehat'. Akibatnya, seseorang mungkin saja rela menghabiskan uang melebihi kemampuannya demi memenuhi harapan khalayak.

Baca Juga: Survei Ungkap HP Lipat Pilihan Generasi Milenial, Ada Samsung dan Oppo

Dampak Doom Spending

Diprediksi, gen Z dan milenial sangat rentan untuk mengalami kebiasaan doom spending. Hal ini dipicu karena tantangan ekonomi yang semakin berat dan pergeseran budaya di mana kebiasaan terlihat keren di sosial media lebih penting dari pada menabung. Akan tetapi, menghabiskan uang untuk hal-hal yang tak penting tersebut akan menyebabkan sejumlah efek negatif, antara lain:

1. Penumpukan Utang

Pengeluaran berlebih yang sering dilakukan bisa dengan cepat menambah utang serta tekanan finansial. Bahkan, suku bunga yang makin tinggi juga bisa memperburuk kondisi ekonomi generasi muda.

2. Merusak Tujuan Keuangan

Uang yang dihambur-hamburkan untuk membeli barang-barang tidak penting bisa menghambat atau merusak tujuan keuangan. Akibat fenomena doom spending ini, sebagian besar mimpi gen Z dan milenial untuk membeli rumah, membangun bisnis, menabung di masa pensiun, atau menyimpan dana darurat akan semakin sulit dilakukan.

3. Beban Emosional

Rasa senang yang sementara karena kebiasaan berbelanja sering kali juga diikuti dengan masalah kondisi mental. Alih-alih membuat perasaan senang, kecemasan terhadap keamanan finansial akan makin meningkat dan bisa menyebabkan timbulnya perasaan negatif akibat menuruti keinginan sesaat.

Cara Mengatasi Doom Spending

Jika kalian adalah Gen Z atau kaum Milenial yang ingin terbebas dari kebiasaan doom spending ini, maka baiknya lakukan hal-hal seperti berikut ini:

1. Susun anggaran dan pengeluaran yang terencana

2. Bedakan dana darurat dengan dana untuk berbelanja

3. Tetapkan dengan jelas tujuan keuangan

4. Berhenti membandingkan hidup orang lain dengan diri sendiri

5. Alokasikan anggaran secara jelas antara kebutuhan dan keinginan

6. Biasakan menggunakan uang tunai daripada uang kredit

7. Batasi bermain sosmed dan aplikasi belanja online

8. Unfollow influencer atau orang-orang yang kerap pamer kemewahan dan hidup boros

9. Prioritaskan menabung daripada berbelanja

10. Lakukan kegiatan positif dan menyehatkan badan seperti olahraga dan meditasi

11. Temukan support system

12. Apabila kebiasaan doom spending terus meningkat, carilah bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Demikian ulasan tentang pertanyaan apa yang memicu doom spending. Semoga dengan penjelasan di atas, dapat membantu kalian menangani kebiasaan buruk itu.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI