Suara.com - Penyakit kanker sering kali menjadi momok yang menakutkan, sehingga banyak mitos berkembang di masyarakat terkait penyebabnya. Salah satunya adalah anggapan bahwa minum kopi bisa mencegah kematian akibat kanker.
Menanggapi hal ini, dokter spesialis penyakit dalam hematologi onkologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Andhika Rachman, menjelaskan bahwa kopi memang memiliki manfaat, tetapi tidak bisa langsung dianggap sebagai obat pencegah kanker.
"Minum tiga gelas kopi sehari memang bisa menyelamatkan jantung karena kandungan antioksidannya yang tinggi, tetapi tidak serta merta menjadi anti kanker," ungkap Andhika, dikutip Jumat (27/9/2024).
Menurutnya, meski kopi memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan, hal ini tidak menjadikannya sebagai obat utama untuk mengatasi kanker. Penting juga untuk memperhatikan kondisi kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi dan gangguan lambung sebelum mengonsumsi kopi.
Mitos lain yang sering muncul adalah kemampuan kuku mendeteksi kanker. Andhika meluruskan bahwa kuku bisa menunjukkan kondisi kesehatan, seperti anemia atau masalah metabolisme, namun tidak langsung berhubungan dengan kanker.
"Garis-garis pada kuku bisa menandakan gangguan pembentukan tubuh, namun lebih sering terkait dengan gangguan gizi, bukan kanker," jelasnya.
Selain itu, adanya pembengkakan pada kuku tanpa celah saat disatukan bisa mengindikasikan kanker paru akibat kekurangan oksigen atau chronic hypoxia. Namun, hal ini pun perlu didiagnosis lebih lanjut oleh tenaga medis untuk memastikan penyebabnya.
Isu lain yang juga perlu diluruskan adalah anggapan bahwa kebiasaan rebahan bisa menyebabkan kanker pankreas. Andhika menegaskan bahwa rebahan tidak langsung memicu kanker, namun bisa memperburuk kondisi metabolisme jika diiringi dengan gaya hidup tak sehat seperti kurang gerak dan kebiasaan makan berlebihan.
"Kebiasaan rebahan yang berlebihan bisa memicu obesitas dan penyakit metabolik lainnya, tetapi itu tidak berarti langsung menyebabkan kanker," katanya.
Sebagai langkah pencegahan, menjaga pola makan sehat dan aktif bergerak tetap menjadi kunci utama untuk menghindari risiko penyakit metabolik, termasuk kanker. (antara)