Pada tahun 1980, saat perusahaan besar di Indonesia belum memikirkan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau kontribusi sosial, founder Astra, Oom Wiliam Soeryadjaya, telah mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dengan fokus membina UMKM. Oom ingin Astra berkembang dan bermanfaat seperti pohon rindang yang berguna sebagai tempat berteduh dari hujan dan panas.
"Singkat kata, Oom ingin Astra menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara, sejalan dengan tujuan Astra 'Sejahtera Bersama Bangsa'," ungkap Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo, saat dihubungi Suara.com pada Rabu (25/9/2024).
Sebagaimana yang sebelumnya disebut owner ABC Woodentoys, YDBA memang didirikan dengan filosofi "Beri Kail Bukan Ikan". Artinya, Astra melalui YDBA memberikan program pembinaan yang bukan bersifat short term/charity, tetapi sustain melalui program pelatihan dan pendampingan yang bersifat manajemen juga teknis, fasilitasi pemasaran dan fasilitasi pembiayaan yang mendukung kemandirian UMKM.
"YDBA juga mendukung bagaimana UMKM dapat memenuhi legalitas yang dibutuhkan UMKM di setiap sektor," ujar Samulo.
Sebanyak 1.328 UMKM tercatat aktif mengikuti program pembinaan YDBA di tahun 2024. UMKM tersebut tersebar di 19 wilayah, antara lain Cakung, Banyuwangi, Bantul, Solo, Tegal, Banyumas, Salatiga, Citeureup dan Puncak Dua Bogor, Lebak Banten, Sangatta Kaltim, Paser Kaltim, Bontang Kaltim, Manggarai Barat NTT, Manggarai Timur NTT, Barito Utama Kalimantan Tengah, Tanjung Kalimantan Selatan, Bandung, dan Cikuya Tangerang.
Di wilayah Yogyakarta sendiri, terdapat 142 UMKM yang tengah dibina Astra melalui YDBA. Salah satunya adalah ABC Woodentoys yang meraih prestasi sebagai UMKM dengan QCC Terbaik Juara 1 Kategori Kerajinan/Kuliner pada YDBA Award 2023.
"Yogyakarta menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi, baik di industri manufaktur, kerajinan, dan pertanian," tutur Samulo.
Samulo menambahkan, "Melihat potensi tersebut, pada tahun 2012 Astra melalui YDBA mendirikan cabang atau dikenal Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang menjalankan pembinaan di sektor manufaktur, bengkel R4, pertanian bernilai tambah serta kerajinan dan kuliner."