
Dea Modis rajin berpartisipasi dalam berbagai pameran yang memang merangkul pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Biarpun sibuk dan melelahkan, Tulis senang karena bisa bertemu dan mendapatkan banyak pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia. Produknya bahkan telah mencuri hati banyak pembeli asal luar negeri, termasuk Jepang, Kanada, dan Prancis.
Promosi juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial. "Kebanyakan yang datang ke sini, awalnya tahu dari Instagram," ujar Tulis.
Selain kain batik jumputan dan kreasi busananya, Dea Modis juga menghadirkan berbagai produk lain dengan memanfaatkan perca kain, seperti sandal, dompet, tas, topi, scrunchie, hingga obi. Harganya mulai dari Rp250 ribu untuk produk kain dan aneka baju, sementara kreasi berbagai aksesori dijual mulai dari Rp35 ribu hingga sekitar Rp150 ribu.
Setelah belasan tahun membesarkan Dea Modis, Tulis kini dibantu anak bungsunya. Dengan begitu, dia jadi punya lebih waktu untuk berbagi ilmu kepada banyak orang dari berbagai kalangan. Selain membuka kelas mandiri, Tulis juga langganan menjadi instruktur untuk berbagai pelatihan yang digelar pemerintah.
"Saya juga sambil promosi dengan selalu pakai jumputan, jadi ke mana-mana pakai karya sendiri," kata ibu dua anak ini.
Tulis mengaku selalu totalitas saat mengajar. Dia dengan senang hati memberi tahu setiap tahapan untuk membuat batik jumputan, mulai dari pembuatan pola motif hingga proses pewarnaan.
"Silakan meniru motif saya," ujar Tulis tanpa ragu.

Bukannya takut saingan bertambah, Tulis justru senang jika orang-orang yang belajar darinya bisa membuka usaha sendiri.
"Saya juga mengajar anak-anak difabel. Berbagi ilmu gratis," imbuh Ketua Forum Komunikasi (Forkom) UMKM Umbulharjo ini.
Baca Juga: Kisah UMKM Inspiratif, Batik Akasia Mekar Lebih Indah Bersama YDBA
Selain berbagi ilmu, Tulis tak menutup diri untuk terus belajar demi mengembangkan bisnisnya. Dia pun merasa beruntung karena menjadi salah satu UMKM binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).