Perempuan Tangguh di Balik Dea Modis, Tuliswati Membangun Bisnis Batik Jumputan sambil Jorjoran Berbagi Ilmu

Rabu, 25 September 2024 | 11:37 WIB
Perempuan Tangguh di Balik Dea Modis, Tuliswati Membangun Bisnis Batik Jumputan sambil Jorjoran Berbagi Ilmu
Tuliswati menunjukkan sejumlah produk unggulan Dea Modis miliknya di rumah produksi yang berlokasi di Kampung Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (14/9/2024). Dea Modis merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibina Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). (Suara.com/Rima Sekarani I.N.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keunikan batik jumputan yang diproduksi Dea Modis telah belasan tahun membuat banyak orang jatuh hati. Menariknya, selama itu pula sang pemilik tak ragu menciptakan saingan bisnisnya sendiri.

"Gusti Allah Mahakaya," tutur Tuliswati, pemilik Dea Modis, saat ditemui Suara.com di showroom Dea Modis yang berlokasi di Kampung Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta, pada Sabtu (14/9/2024).

Layaknya filosofi belajar sepanjang hayat, bagi Tulis, seumur hidup dia berharap senantiasa diberi kekuatan untuk berbagi ilmu bermanfaat. Itulah mengapa dirinya dengan senang hati mengajari siapa pun yang tertarik belajar batik jumputan, bahkan ada yang tanpa bayaran alias gratis.

Beberapa produk kain batik jumputan yang diproduksi Dea Modis di Kampung Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (14/9/2024). (Suara.com/Rima Sekarani I.N.)
Beberapa produk kain batik jumputan yang diproduksi Dea Modis di Kampung Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (14/9/2024). (Suara.com/Rima Sekarani I.N.)

Dea Modis sendiri juga bermula dari upaya Tulis merangkul ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya pada 2010. Lewat kegiatan Dharma Wanita, pelatihan batik jumputan berlanjut menjadi kelompok usaha beranggotakan 26 orang.

Tulis masih ingat benar betapa bangga dan senang dirinya saat batik jumputan bikinan ibu-ibu Kampung Tahunan mendapat apresiasi dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, istri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwana X.

"Kok, ada jumputan? Ini sudah mau punah," kata Tulis, meniru apa yang diucapkan sang ratu kala itu.

Belasan tahun lalu, batik jumputan memang tidak begitu dilirik sehingga jarang dibuat. Hal itu juga yang rupanya memotivasi Tulis untuk melestarikan keindahan wastra nusantara ini.

"Dulu yang dibikin paling motif bunder-bunder untuk mbok-mbok gendong di pasar atau taplak tapi yang murah. Jadi saya kembangkan, saya desain lebih bagus, motifnya lebih bagus, tidak sama dengan yang lain," ujar lulusan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) ini.

Namun, lambat laun anggota yang tersisa hanya 10 orang. Akhirnya, dua tahun setelah kelompok tersebut berjalan dengan segala dinamikanya, Tulis memutuskan untuk mendirikan usaha mandiri Dea Modis.

Baca Juga: Kisah UMKM Inspiratif, Batik Akasia Mekar Lebih Indah Bersama YDBA

Sejak itu, Dea Modis terus berkembang dan berinovasi dengan menggali keunikan dari setiap produk yang diproduksi. Tulis pun sangat gigih perihal pemasaran, termasuk menggunakan setiap peluang yang ada untuk promosi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI