Kisah UMKM Inspiratif, Batik Akasia Mekar Lebih Indah Bersama YDBA

Rabu, 25 September 2024 | 10:35 WIB
Kisah UMKM Inspiratif, Batik Akasia Mekar Lebih Indah Bersama YDBA
Ii Hurairoh menunjukkan berbagai produk unggulan Batik Akasia miliknya di rumah produksi yang berlokasi di Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (11/9/2024). Batik Akasia merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibina Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). (Suara.com/Rima Sekarani I.N.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sudah 15 tahun Batik Akasia menjadi salah satu UMKM yang berkomitmen turut melestarikan budaya lewat setiap produk mereka. Perjalanan panjang ini ternyata dimulai Ii tiga tahun sebelumnya dengan belajar membatik dari nol.

Tahun 2006, gempa 5,9 skala richter mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya. Saat itu, Bantul yang merupakan tempat tinggal Ii merupakan wilayah terdampak paling parah dengan lebih dari 4 ribu korban jiwa.

Proses membatik di rumah produksi Batik Akasia di Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (11/9/2024). Batik Akasia merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibina Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). (Suara.com/Rima Sekarani I.N.)
Proses membatik di rumah produksi Batik Akasia di Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (11/9/2024). Batik Akasia merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dibina Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). (Suara.com/Rima Sekarani I.N.)

Semua orang berusaha bangkit dengan berbagai cara, termasuk memanfaatkan setiap bantuan dan peluang yang ada. Upaya rekonstruksi dan rehabilitasi mencakup seluruh sektor, tentunya tak terkecuali perekonomian masyarakat.

"Setelah gempa, banyak pelatihan dari pemerintah dan berbagai pihak lainnya," ucap Ii.

Soal membatik, Ii mulanya termotivasi belajar dari suami yang sudah lebih dahulu mengikuti pelatihan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB). Berbekal kemampuan seadanya yang terus diasah, Ii dan suaminya konsisten membatik, lalu coba-coba menitipkan hasilnya ke toko pengrajin lain untuk dijual.

"Lama-kelamaan, kok, banyak disukai? Akhirnya 2009 berdiri usaha Batik Akasia ini," tuturnya.

Akasia merupakan pohon kaya manfaat. Hal tersebut sejalan dengan harapan mulia di balik berdirinya Batik Akasia. Tidak hanya ingin meningkatkan perekonomian keluarga, bisnis ini juga berawal dari tekad untuk hidup lebih bermanfaat bagi umat.

"Ingin melestarikan budaya dan ingin hidup lebih bermanfaat, bisa memberikan kontribusi bagi lingkungan sekitar atau lebih luas, untuk negara dan agama," ucap Ii.

Produk unggulan Batik Akasia adalah natural dyes batik yang berbasis pewarnaan dari ekstrak kulit kayu dan daun-daunan dari berbagai tumbuhan. Kendati menggunakan pewarna alam, batik tulis dan cap yang dihasilkan tetap memiliki tampilan menarik plus mencuri atensi.

Baca Juga: 10 Tahun Astra Life Terus Berikan Layanan Asuransi Kesehatan Terbaik bagi Masyarakat

Dalam sebulan, Batik Akasia yang memiliki ratusan motif khas memproduksi 500 – 1.000 lembar kain batik. Harganya mulai dari Rp100 ribu hingga jutaan rupiah. Ada pula produk kreasi kain batik, termasuk aneka busana anak maupun dewasa serta berbagai aksesori, seperti bros dan obi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI