Cara Memulai Urban Farming di Ruang Terbatas, Perhatikan 3 Hal Ini!

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 24 September 2024 | 17:48 WIB
Cara Memulai Urban Farming di Ruang Terbatas, Perhatikan 3 Hal Ini!
Ilustrasi urban farming (unsplash.com/@ling_gigi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Urban farming atau pertanian perkotaan adalah praktik bercocok tanam di area perkotaan, seperti apartemen, rumah bertingkat, atau lahan kosong kecil. Praktik ini menjadi semakin populer sebagai respons terhadap terbatasnya lahan pertanian, meningkatnya kesadaran akan pentingnya pangan organik, dan keinginan untuk hidup lebih sehat dan berkelanjutan. Lalu, bagaimana cara memulai urban farming?

Bertepatan dengan Hari Tani Nasional yang dirayakan setiap tanggal 24 September, Ninja Xpress bersama dengan Sita Pujianto, seorang urban farmer aktif dalam komunitas Jakarta Berkebun, membahas metode urban farming yang dapat diterapkan di ruang terbatas di tengah kesibukan kota.

Urban farming melibatkan pembudidayaan tanaman dan pemeliharaan hewan ternak di lingkungan perkotaan, termasuk di kota besar, metropolitan, dan kota kecil. Tujuan utamanya adalah untuk memproduksi bahan pangan lokal, memenuhi kebutuhan pokok warga, serta menyediakan sumber pendapatan tambahan bagi komunitas sekitar.

Dengan urban farming, masyarakat kota dapat memanfaatkan ruang terbatas untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mendorong kesejahteraan ekonomi lokal. Konsep ini memungkinkan siapapun untuk menjadi urban farmer; dengan sedikit ruang dan dedikasi, setiap individu atau keluarga dapat memulai kebun kecil mereka sendiri.

Baca Juga: Apa Itu Pertanian Regeneratif, Upaya Atasi Perubahan Iklim dan Mendukung Ketersediaan Pangan di Masa Depan

Tidak hanya berkontribusi pada lingkungan yang lebih hijau, kegiatan urban farming juga memungkinkan kita menikmati hasil panen yang ditanam sendiri.

Nah, buat kamu yang tertarik, berikut adalah tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai urban farming:

1. Pemilihan Media Tanam yang Tepat

Untuk memastikan sayuran tumbuh subur, gunakan media tanam yang sesuai. Tanah saja tidak cukup; campurkan dengan sekam bakar dan pupuk untuk memastikan akar dapat menembus pori-pori tanah dan mendapatkan nutrisi yang cukup. Kemudian, pilih pupuk alami seperti pupuk kandang atau kompos dari sisa makanan untuk memberikan tambahan nutrisi bagi tanaman.

2. Waktu Penyiraman Tanaman yang Fleksibel

Baca Juga: Mentan Amran Minta Tambahan Anggaran Rp68 Triliun Demi Cetak Sawah Baru

Penyiraman tanaman bisa dilakukan kapan saja. Meskipun pagi hari sering dianggap sebagai waktu terbaik, kamu dapat menyiram tanaman di pagi, sore, atau malam hari. Yang penting adalah menyiram tanaman secara rutin setiap hari untuk mendukung
pertumbuhannya.

3. Menghargai Makanan dari Urban Farming

Urban farming tidak hanya menyediakan peluang untuk konsumsi atau penjualan hasil pertanian, tetapi juga membantu kita kembali ke alam. Dalam kehidupan kota yang serba cepat, kita sering kali tidak menyadari proses panjang yang dilalui oleh sayur, buah, dan makanan sebelum sampai di meja makan. Dengan urban farming, masyarakat dapat belajar lebih menghargai makanan dan proses produksinya.

Urban farming lebih dari sekadar bercocok tanam di ruang terbatas; ia membangun kesadaran dan penghargaan terhadap proses produksi pangan kita. Dengan memanfaatkan potensi ruang kota dan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, kita mendukung ketahanan pangan lokal dan berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat.

Itulah 3 hal yang harus diperhatikan jika kamu tertarik untuk memulai urban farming di lingkungan terbatas. Tidak hanya untuk
konsumsi pribadi, urban farming bisa dilakukan sebagai salah satu opsi bisnis rumahan juga, lho.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI