1. Tumpek Wariga
Tumpek Wariga adalah awal dari rangkaian acara Hari Raya Galungan yang dilakukan sekitar 25 hari sebelumnya. Pada hari ini, masyarakat memuja Sang Hyang Sangkara, dewa kemakmuran dan keselamatan tumbuhan.
Tradisi masyarakat dalam Tumpek Wariga yaitu menghaturkan banten atau sesaji berupa bubuh (bubuh) sumsum berwarna.
2. Sugihan Jawa
Sugihan Jawa dirayakan pada Kamis Wage Wuku Sungsang, sebagai hari penyucian lingkungan luar (Bhuana Agung) untuk menetralisir energi negatif.
Umat Hindu melaksanakan upacara Ngerebon yang dilakukan dengan membersihkan Merajan dan rumah, diikuti dengan pembuatan Guling Babi di pura setelah upacara untuk dibagikan ke masyarakat.
3. Sugihan Bali
Kegiatan ini dilakukan pada Jumat Kliwon Wuku Sungsang. Umat Hindu melaksanakan penyucian diri melalui mandi, pembersihan fisik, dan memohon Tirta Gocara dari Sulinggih untuk pembersihan jiwa.
4. Hari Penyekeban
Hari Penyekeban bermakna mengekang diri dari godaan negatif atau hal-hal yang dilarang agama. Hari Penyekeban dirayakan pada Minggu Pahing Wuku Dungulan.
5. Hari Penyajian
Jatuh pada Senin Pon Wuku Dungulan, hari Penyajan memiliki makna menguji keteguhan diri menjelang Galungan. Menurut kepercayaan umat Hindu, pada hari ini, manusia akan menghadapi godaan Bhuta Dungulan.
6. Hari Penampahan
Hari Penampahan dilakukan sehari sebelum Galungan, pada Selasa Wage Wuku Dungulan. Pada hari ini, umat Hindu membuat penjor sebagai wujud syukur. Penjor terbuat dari bambu yang dihias, dan menjadi simbol kebesaran Tuhan.
7. Hari Raya Galungan
Pada puncak Hari Raya Galungan, umat Hindu sembahyang di rumah dan pura. Banyak yang pulang kampung untuk merayakan Galungan di tanah kelahiran.
Baca Juga: 45 Gambar Hari Raya Galungan dan Kuningan Terbaru, Download Gratis!
8. Hari Umanis Galungan
Sehari setelah Galungan, umat Hindu kembali sembahyang, lalu melanjutkan dengan Dharma Santi dan berkumpul dengan keluarga atau mengunjungi tempat wisata.