Kapan Hari Raya Galungan dan Ngapain Aja? Ini Rangkaian Kegiatannya

Selasa, 24 September 2024 | 13:40 WIB
Kapan Hari Raya Galungan dan Ngapain Aja? Ini Rangkaian Kegiatannya
Kapan Hari Raya Galungan dan Ngapain Aja (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Raya Galungan adalah salah satu hari besar keagamaan bagi umat Hindu di seluruh Indonesia. Lantas, kapan Hari Raya Galungan diperingati dan apa saja kegiatannya?

Mengutip dari laman resmi DJKN, Hari Raya Galungan adalah perayaan agama Hindu untuk memperingati penciptaan alam semesta dan segala isinya, serta merayakan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan).

Kata 'Galungan' berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti bertarung, dan juga dikenal dengan istilah 'dungulan', yang berarti menang. Meskipun ada perbedaan penyebutan antara Wuku Galungan di Jawa dan Wuku Dungulan di Bali, keduanya merujuk pada wuku yang kesebelas.

Galungan melambangkan kedatangan Dewa Wisnu sebagai Batara Turun Kabeh yang turun ke bumi untuk mengalahkan raja iblis, Mayadenawa, yang membawa kejahatan. Dewa Wisnu menaklukkan Mayadenawa dan memulihkan kebenaran serta kedamaian di alam semesta. Karena itu, Galungan menjadi simbol kemenangan kebaikan atas kegelapan.

Baca Juga: 45 Gambar Hari Raya Galungan dan Kuningan Terbaru, Download Gratis!

Selain itu, Hari Raya Galungan juga merupakan momen penting untuk menghormati roh leluhur. Umat Hindu Bali meyakini bahwa selama Galungan, roh leluhur datang ke bumi untuk merayakan kemenangan kebaikan bersama.

Kapan Hari Raya Galungan Diperingati?

Hari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan sekali menurut kalender Bali (210 hari), tepatnya pada hari Rabu Kliwon Dungulan.

Dalam kalender Masehi, Hari Raya Galungan dirayakan dua kali dalam setahun. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023, Hari Raya Galungan di tahun ini jatuh pada 28 Februari dan 25 September 2024.

Sejarah awal perayaan Galungan tidak diketahui secara pasti. Namun, menurut Lontar Purana Bali Dwipa, perayaan Galungan pertama kali dilaksanakan pada Purnama Kapat (Rabu Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804.

Dalam naskah suci Hindu tersebut disebutkan bahwa perayaan Galungan pertama terjadi pada Rabu Kliwon Dungulan, tanggal 15 bulan kapat tahun 804 Saka, dan menggambarkan Bali bagaikan surga Indra Loka.

Baca Juga: Galungan 2024 Tanggal Merah Atau Tidak? Cek Hari Libur Nasional Bulan September 2024

Kegiatan Hari Raya Galungan Ngapain Aja?

Saat Hari Raya Galungan, umat Hindu melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut.

1. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga adalah awal dari rangkaian acara Hari Raya Galungan yang dilakukan sekitar 25 hari sebelumnya. Pada hari ini, masyarakat memuja Sang Hyang Sangkara, dewa kemakmuran dan keselamatan tumbuhan.

Tradisi masyarakat dalam Tumpek Wariga yaitu menghaturkan banten atau sesaji berupa bubuh (bubuh) sumsum berwarna.

2. Sugihan Jawa

Sugihan Jawa dirayakan pada Kamis Wage Wuku Sungsang, sebagai hari penyucian lingkungan luar (Bhuana Agung) untuk menetralisir energi negatif.

Umat Hindu melaksanakan upacara Ngerebon yang dilakukan dengan membersihkan Merajan dan rumah, diikuti dengan pembuatan Guling Babi di pura setelah upacara untuk dibagikan ke masyarakat.

3. Sugihan Bali

Kegiatan ini dilakukan pada Jumat Kliwon Wuku Sungsang. Umat Hindu melaksanakan penyucian diri melalui mandi, pembersihan fisik, dan memohon Tirta Gocara dari Sulinggih untuk pembersihan jiwa.

4. Hari Penyekeban

Hari Penyekeban bermakna mengekang diri dari godaan negatif atau hal-hal yang dilarang agama. Hari Penyekeban dirayakan pada Minggu Pahing Wuku Dungulan.

5. Hari Penyajian

Jatuh pada Senin Pon Wuku Dungulan, hari Penyajan memiliki makna menguji keteguhan diri menjelang Galungan. Menurut kepercayaan umat Hindu, pada hari ini, manusia akan menghadapi godaan Bhuta Dungulan.

6. Hari Penampahan

Hari Penampahan dilakukan sehari sebelum Galungan, pada Selasa Wage Wuku Dungulan. Pada hari ini, umat Hindu membuat penjor sebagai wujud syukur. Penjor terbuat dari bambu yang dihias, dan menjadi simbol kebesaran Tuhan.

7. Hari Raya Galungan

Pada puncak Hari Raya Galungan, umat Hindu sembahyang di rumah dan pura. Banyak yang pulang kampung untuk merayakan Galungan di tanah kelahiran.

8. Hari Umanis Galungan

Sehari setelah Galungan, umat Hindu kembali sembahyang, lalu melanjutkan dengan Dharma Santi dan berkumpul dengan keluarga atau mengunjungi tempat wisata.

Demikianlah informasi mengenai Hari Raya Galungan dan serangkaian kegiatan yang dilakukan umat Hindu saat merayakannya. Semoga bermanfaat.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI