Suara.com - Sosok Seto Mulyadi atau terkenal dengan panggilannya Kak Seto baru saja merayakan ulang tahun yang ke-73. Kak Seto merayakannya bersama anak-anak, cucu, dan juga bersama yayasan untuk anak-anak pejuang kanker. Mari kita simak profil kak Seto, psikolog pemerhati anak.
Melalui akun instagramnya, Kak Seto membagikan kebahagiaannya saat merayakan ulang tahunnya yang ke-73. Perayaan ulang tahun Kak Seto tampak penuh makna bersama ana-anak.
"Setiap merayakan ulang tahun, saya selalu memaknainya dengan upaya pengabdian dalam dunia anak-anak. Salah satunya dengan mendirikan “Tabungan Sahabat Anak” sejak tahun 2023 untuk mewadahi penggalangan dana oleh masyarakat yang akan disalurkan bagi anak-anak yang membutuhkan. Saya sangat gembira pada tahun kedua tabungan ini dibentuk, sudah terkumpul dana cukup banyak. Maka pada kesempatan ulang tahun ke-73 yang lalu, menjadi tanggungjawab dan tradisi tahunan bagi saya untuk menyalurkan dana tersebut," tulis Kak Seto dalam caption reels Instagram @kaksetosahabatanak yang memperlihatkannya sedang meniup lilin bersama anak-anak.
Profil Kak Seto
Kak Seto merupakan psikolog anak yang namanya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Menyebut dirinya sebagai sahabat anak, setiap anak yang sudah berinteraksi dengannya pasti sudah bisa merasakan sendiri keramahan kak Seto. Ia merupakan psikolog anak yang terkenal di berbagai media, termasuk sosial media. Saat ini, ia juga aktif di Instagram @kaksetosahabatanak untuk membagikan kampanye inspiratif berbagi kebahagiaan bersama anak-anak.
Kak Seto bernama lengkap Seto Mulyadi. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1951 ini dikenal juga dengan sapaan Sang Mentor. Di tahun 1990-an ia menciptakan karakter Si Komo untuk menarik perhatian anak-anak di kala ia menyampaikan materi-materi edukasi untuk mereka.
Kak Seto terlahir dari pasangan Mulyadi Effendy dan Mariati. Ia juga punya saudara kembar bernama Kresno Mulyadi yang berprofesi sebagai psikiater anak. Kak Seto juga punya seorang kakak kandung bernama Maruf Mulyadi.
Saat merayakan ulang tahunnya yang ke-73, kak Seto membuat konten bersama kembarannya yang identik. Mereka melakukan dancepool, twins telepathy challenge, dan bahkan olahraga pull up bersama. Keseruan mereka bisa disimak di akun Instagram kak Seto.
Kehidupan pribadi Kak Seto tidak pernah terkena kontroversi sehingga jarang jadi sorotan publik. Kak Seto menikah dengan Deviana dan pernikahan mereka telah dikaruniai empat orang anak bernama Minuk Eka Putri Duta Sari, Bimo Dwi Putra Utama, Shelomita Kartika Putri Maharani, dan Nindya Putri Catur Permatasari.
Pendidikan Kak Seto
Kak Seto menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Ngepos, Klaten dan lulus pada 1963. Setelah itu melanjutkan pendidikan di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang kemudian lulus di tahun 1966. Kak Seto kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah atas di St. Louis Surabaya, lalu lulus di tahun 1969.
Usai lulus SMA, Kak Seto berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atau Universitas Indonesia. Akan tetapi, Kak Seto gagal ujian masuk sehingga tidak diterima. Kak Seto kemudian memilih merantau ke Jakarta meskipun tidak punya bekal keahlian apapun.
Kak Seto menjalani hidup sebagai pekerja serabutan di Jakarta sambil menunggu jadwal ujian masuk ke Fakultas Kedokteran di tahun berikutnya. Akan tetapi, perjumpaan dengan Pak Kasur mengubah keinginannya.
Pak Kasur atau yang bernama asli Soerjono sendiri merupakan pemilik sebuah taman kanak-kanak. Kak Seto dan Pak Kasur saling berbincang sampai Kak Seto memutuskan pindah haluan dan memutuskan mendaftar ke Fakultas Psikologi UI. Pertemuan Kak Seto dengan Pak Kasur sendiri berawal dari Ibu Kasur yang bernama asli Sandiah, pengisi acara Taman India di TVRI pada masa itu. Saat melihat Ibu Kasur mengisi acara di TVRI, Kak Seto ingin berjumpa dengannya sehingga pergi ke TVRI. Di sana ia tak dapat berjumpa dengan Ibu Kasur, namun ia berhasil mendapatkan alamat rumah Ibu Kasur dari salah seorang staf TVRI.
Kak Seto pun berkunjung ke rumah Ibu Kasur. Sosok yang membukakan pintu saat itu adalah Pak Kasur. Kak Seto memperkenalkan diri dan menawarkan jasa sebagai asisten tanpa dibayar kepada pasangan Bapak dan Ibu Kasur. Pak Kasur menerimanya dan menyuruh Kak Seto datang ke Taman Situ Lembang, Menteng. Kak Seto diperkenalkan sebagai asisten, dan di situlah ia mendapatkan panggilan 'Kak Seto' untuk pertama kalinya.
Rasa suka Kak Seto pada anak-anak dimulai dari sana. Kak Seto kemudian juga ikut diminta mengisi acara di Aneka Ria Taman Kanak-kanak. Kak Seto pun mulai mendongeng, ia menciptakan karakter Si Komo dalam lagu dan ceritanya, hingga akhirnya ia menjadi terkenal.
Keputusan bergabung dengan keluarga Pak Kasur telah membuahkan bakat yang tak disangka-sangka oleh kak Seto sebelumnya. Akhirnya Kak Seto yakin masuk ke Fakultas Psikologi UI. Keputusan itu membuahkan hasil, Kak Seto diterima dan ia pun menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi tersebut. Kak Seto lulus di tahun 1981.
Kak Seto lalu melanjutkan pendidikan Magister di Bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1989. Ia juga meraih gelar Doktor bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1993.
Di tahun 1998, Kak Seto mendirikan Yayasan Mutiara Indonesia dan Yayasan Nakula Sadewa untuk anak-anak. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan juga menjadi Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) sampai sekarang. Kak Seto juga menjadi Guru Besar bidang Ilmu Psikologi Universitas Gunadarma tahun 2021.
Di tahun 2007, Kak Seto mendirikan sekolah alternatif Homeschooling Kak Seto. Lembaga tersebut menjadi lembaga pendidikan alternatif untuk menyalurkan pendidikan kepada anak-anak.
Demikian profil Kak Seto, yang sampai saat ini konsisten dipanggil 'Kak' dan setia menjadi sahabat anak.
Kontributor : Mutaya Saroh