Nasi Campur Sedap Wangi: Menyelami Rasa Autentik di Jantung Pecinan Jakarta

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 21 September 2024 | 14:18 WIB
Nasi Campur Sedap Wangi: Menyelami Rasa Autentik di Jantung Pecinan Jakarta
Nasi campur (dok. Nasi Campur SW)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Glodok bukan sekadar pusat perdagangan, melainkan simbol pertemuan budaya Tionghoa yang sudah ada sejak abad ke-17. Di kawasan Pecinan yang sarat sejarah ini, Anda bisa merasakan perpaduan sempurna antara budaya, sejarah, dan kuliner. Di sinilah, tradisi kuliner Tionghoa yang otentik tetap hidup dan mewarnai keseharian masyarakat. 

Menurut Wildan Sena, seorang sejarawan dari Universitas Gajah Mada, “Kehidupan masyarakat Tionghoa, dalam hal ini Batavia, mempunyai keanekaragaman, keunikan, kekhasan yang berbeda dengan etnis lain di Indonesia.” 

Kawasan Glodok menjadi saksi bisu evolusi budaya dan kuliner Tionghoa di Jakarta. Mengunjungi tempat ini berarti memasuki ruang waktu yang sarat dengan cerita masa lampau dan menikmati kelezatan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Salah satu kuliner yang tidak boleh dilewatkan adalah Restoran Nasi Campur Sedap Wangi atau Nasi Campur SW. Berdiri sejak tahun 1993, restoran ini telah menjadi ikon kuliner Jakarta yang terkenal dengan hidangan nasi campur khas yang kaya akan rasa. Menggunakan resep rahasia yang diwariskan secara turun-temurun, Nasi Campur SW menjadi lambang kelezatan otentik.

Baca Juga: Pecinta Kuliner Jepang Merapat, Cicip Sushi Segar Hingga Ramen di Sini Yuk

Lebih dari sekadar tempat makan, Nasi Campur SW menyajikan pengalaman yang membawa pengunjung pada nostalgia kuliner Tionghoa klasik. 

Nasi campur SW (dok. Nasi Campur SW)
Nasi campur SW (dok. Nasi Campur SW)

“Apa yang membuat Nasi Campur Sedap Wangi begitu spesial? Salah satunya adalah bebek panggangnya yang dimarinasi dengan rempah-rempah istimewa selama berhari-hari, menghasilkan kulit yang renyah berkilau dan daging yang empuk serta juicy,” ungkap Kevin Fernando, pemilik restoran sekaligus pewaris resep keluarga ini. Selain bebek, pengunjung juga bisa menikmati char siu, ayam panggang, dan samcan, yang disajikan dengan nasi Hainan yang lembut, menciptakan perpaduan cita rasa yang memikat.

Kesuksesan Nasi Campur SW tak lepas dari dedikasi untuk menjaga keaslian rasa, yang telah membuat restoran ini tumbuh menjadi empat cabang di Jakarta. 

“Kami selalu berupaya menjaga kualitas dan keaslian rasa, sebagaimana yang telah diwariskan oleh generasi pertama,” jelas Kevin. 

Dengan warisan kuliner, sejarah, dan budaya yang terus terjaga, Glodok tetap menjadi destinasi yang menarik bagi para pecinta kuliner sekaligus wisatawan yang ingin lebih memahami kekayaan warisan Tionghoa di Indonesia.

Baca Juga: Resmi Ditutup, Nilai Transaksi Medan Festival Kuliner 2024 Capai Rp 575 Juta Lebih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI