Coba Pikir Lagi, Proses Menghilangkan Tahi Lalat Ternyata Gak Gampang: Ini Tahapannya

Kamis, 19 September 2024 | 10:27 WIB
Coba Pikir Lagi, Proses Menghilangkan Tahi Lalat Ternyata Gak Gampang: Ini Tahapannya
Dermatologi dan Venereologi dr.R.Rendy Nugroho, Sp.DVE (kiri) dan Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Hafiza, Sp.DVE.FINSDV.,PGC (kanan) saat berdiskusi dengan awak media di Jakarta Selatan, Sabtu (15/9/2024) (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahi lalat bagi sebagian orang dianggap sebagai ciri khas unik, tapi ada juga yang pilih menghilangkannya karena menyebabkan rasa tidak percaya diri atau bahkan menganggu fungsi tubuh. Tapi bahaya nggak sih menghilangkan tahi lalat?

Umumnya seseorang pilih menghilangkan tahi lalat yang ada di wajah, atau yang berukuran besar dan menganggu proses bernapas karena menutup lubang hidung. Contohnya, seperti Enno Lerian yang mengaku tidak percaya diri dan karena tahi lalat di dekat hidungnya cukup menganggu.

Tapi ternyata proses menghilangkan tahi lalat tidak semudah itu loh, karena ada tahapan panjang yang harus dilalui pasien. Apalagi tahi lalat bisa jadi cikal bakal kanker kulit atau melanoma.

Dermatologi dan Venereologi alias Spesialis Kulit dan Kelamin dr.R.Rendy Nugroho, Sp.DVE menjelaskan tahi lalat tercipta karena berkumpul atau membesarnya sel melanosit yang masih bersarang, selaiknya berbentuk kantong di satu lokasi kulit.

Baca Juga: Tumbuh Rambut Putih Halus di Tempat Tak Biasa, Dokter Peringatkan Tanda Kanker

Dari sekumpulan sel melanosit ini, kata dr. Rendy, sebelum dihilangkan dokter kulit akan lebih dulu memeriksa dan memastikan semua sel tersebut merupakan sel jinak.

"Makanya kalau tahi lalat kita tetap lakukan biopsi kulit, karena kita harus lihat selnya satu-satu. Kalau sel melanosit itu biasanya kita kirim ke patologi anatomi, jangan sampai ada satu sel yang mengarah ke ganas. Kalau ada satu sel ke ganas, kita ada langkah selanjutnya," ujar dr. Rendy dalam acara Candela User Meeting oleh PT Regenesis Indonesia di Jakarta pada Sabtu, (15/9/2025).

Biopsi kulit adalah prosedur untuk mengangkat sebagian jaringan kulit dari tubuh sebagai sampel pemeriksaan laboratorium.

Selanjutkan jika hasil pemeriksaan tahi lalat dipastikan seluruh sel melanositnya merupakan sel atau tumor jinak, maka proses menghilangkan tahi lalat bisa dilakukan. Umumnya proses menghilangkan tahi lalat yaitu eksisi, pencukuran, kauterisasi hingga laser.

Dokter yang berpraktik di RS Siloam Hospital TB Simatupang ini menjelaskan eksisi adalah proses operasi menggunakan pisau bedah, untuk menghilangkan tahi lalat berukuran besar hingga akarnya.

Baca Juga: Nagita Slavina Pamer Foto Lily dengan Kepala Botak: Ternyata Ada Banyak Tahi Lalatnya, Apa Artinya?

"Tahi lalat harus dipastikan benjolan jinak. Setelah dipastikan, jika jinak bisa dilakukan pilihan eksisi atau laser, setelahnya seperti yang dijelaskan (pemulihan) bisa pakai laser fraksional dengan mesin Frax Pro," jelasnya.

Bedah laser dilakukan dengan cara laser ditebakkan langsung pada area kulit tempat tahi lalat tumbuh. Meski prosedur ini minim rasa sakit, tapi pasien tetap perlu izin dokter untuk menjalani tindakan tersebut.

"Nggak bisa, masyarakat awam nggak bisa kayak (langsung) 'ada tahi lalat, mau hilangkan dengan tindakan ini', belum tentu. Ini karena dokter akan assesment (menilai) dulu, kira-kira apakah dengan tindaan ini akan berikan manfaat baik untuk pasien," jelas dr. Rendy.

Apalagi kata dr. Rendy, setelah tahi lalat diangkat wajah pasien berpotensi memiliki bekas luka, seperti bopeng dengan permukaan kulit yang menjorok ke dalam alias legok. Sehingga selaiknya bekas jerawat alias scar acne, maka untuk memperbaikinya bisa dilakukan laser fraksional.

Dermatologi dan Venereologi alias Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Hafiza, Sp.DVE.FINSDV.,PGC mengatakan laser fraksional seperti Frax Pro bekerja dengan cara memberikan perusakan pada lapisan kulit luar, untuk merangsang pembentukan kolagen baru sehingga tekstur kulit jadi lebih baik.

Namun berbeda dari alat sebelumnya, teknologi laser fraksional ini sudah semakin canggih karena efek samping luka kulit jadi sangat sedikit, tapi hasilnya bisa maksimal membuat kulit rata dan memperbaiki bopeng atau bekas luka bedah seperti usai pengangkatan tahi lalat.

"Laser fraksional ini memiliki 2 panjang gelombang yaitu 1550 nm dan 1940 nm, dapat bekerja di lapisan epidermis sampai dermis sehingga merangsang pertumbuhan kolagen baru dan memberikan tekstur kulit lebih baik," papar dr. Hafiza.

Tapi apabila bekas luka pengangkatan tahi lalat cenderung kemerahan, serupa tanda lahir berwarna merah atau bekas jerawat kemerahan, maka untuk memperbaikinya perlu tindakan Vbeam laser, dengan panjang gelombang 595nm yang bekerja pada hemoglobin atau pembuluh darah pemicu kemerahan kulit.

Hb atau hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang berperan penting dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI