Suara.com - Pemberian ASI eksklusif menjadi periode krusial bagi bayi untuk tumbuh kembang yang optimum. Untuk itulah, menyusui merupakan kebutuhan mendasar yang sangat diperlukan di awal kehidupan bayi, bukan sekadar proses memberikan nutrisi bagi si Kecil.
Hal inilah yang disampaikan dokter spesialis anak, dr. I.G.A.N Partiwi, SpA., MARS. Menurutnya, yang terpenting dari menyusui adalah bukan jumlahnya. Melainkan neurohorminal behaviour.
Hubungan antara rangsangan sensorik (peristiwa atau kondisi yang dirasakan oleh sistem saraf) dan respons kimia, yang membuat kegiatan menyusui memiliki begitu banyak keuntungan, bagi ibu dan bayi.
Menyusui, kata dokter yang akrab disapa dr. Tiwi ini, melibatkan hisapan pada aerola ibu, bagian hitam di payudara yang dipenuhi mikrobiota yang berasal dari usus ibu.
Baca Juga: Proses Menyusui Tidak Lancar, Ini Penyebabnya
"Saat bagi menghisap langsung pada ibunya, itu dia akan menghasilkan sitokin yang sekarang sedang terus dikembangkan dan diteliti yang namanya gut-brain axis," jelas dia dalam peluncuran dalam peluncuran Pigeon New SofTouch Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck, Selasa (17/9/2024).
Artinya, kata dia dari pencernaan, akan menghasilkan sitokin-sitokin yang mempengaruhi salah satunya kecerdasan bayi. Untuk itulah, dr. Tiwi menyarankan agar ibu dapat menyusui bayinya langsung selama 6 bulan, atau paling tidak selama 6 minggu setelah ia dilahirkan.
Menyusu langsung dari payudara ibu perlu dilakukan sesering mungkin untuk dapat menstimulasi produksi ASI serta menciptakan kedekatan antara bayi dan ibu (bonding).
Namun, tidak semua Ibu beruntung dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya secara langsung melalui payudara. Dalam kondisi tertentu, selain bayi sakit atau bayi prematur; ketika ibu kembali bekerja atau aktif di luar rumah, maka pemberian ASI perah, harus dilakukan dengan media tertentu.
Memahami hal tersebut, Pigeon mempermudah ibu dan bayi dengan meluncurkan New SofTouch Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck yang dikembangkan melalui riset proses menyusu ASI secara alami demi memberikan kenyamanan bagi bayi di seluruh dunia.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Ini Hal yang Harus Diketahui Ibu Saat Menyusui Bayi
Dengan didukung oleh lebih dari 70 tahun penelitian menyusu ASI secara konsisten, dengan botol susu ini, bayi dapat merasakan pengalaman yang sama seperti saat mereka menyusu secara eksklusif.
Dalam risetnya, Pigeon mendapati tiga faktor utama dalam proses bayi menyusu ASI secara alami, agar bayi dapat menyusu dengan nyaman Pertama adalah proses latching on atau pelekatan bibir bayi saat menyusui.
Pada faktor ini ditemukan bahwa bayi membuka mulutnya dengan lebar dan melekat erat bukan saja pada puting Ibu, tetapi juga seluruh areola. Kedua adalah gerakan peristaltik lidah atau mengisap. Ketika bayi mengisap, terdapat gerakan lidah yang menyerupai alunan gelombang.
Serta ketiga adalah proses menelan atau swallowing. Pada proses ini satu teguk ASI harus sesuai dengan kebutuhan karena bila berlebihan akan menyebabkan bayi tersedak. Hal itu dikarenakan pangkal tenggorokan bayi berbeda dari orang dewasa.
Masataka Hongo selaku Managing Director Pigeon, menjelaskan beberapa keistimewaan dari botol tersebut adalah desain bentuk dot lebar yang memastikan bibir bayi dapat melekat dengan sempurna pada dot, memberikan kenyamanan optimal selama menyusu.
"Terdapat Latch On-Line (Garis Pelekatan) sebagai panduan bagi Ibu dan Ayah, dan orang terdekat, untuk melekatkan dot ke bibir bayi dengan posisi yang tepat, serta membantu mencegah kebocoran dari sisi samping dot," katanya.
Kedua fitur tersebut memberikan kenyamanan pada proses pertama yaitu proses latching on atau pelekatan. Selain itu, bahan silikon lembut dan elastis untuk meniru kelembutan puting ibu sehingga gerakan lidah bayi saat mengisap, dapat meniru alunan gerakan peristaltik yang alami.