Fakta Menarik Elang Jawa: Inspirasi Burung Garuda yang Terancam Punah

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 17 September 2024 | 19:03 WIB
Fakta Menarik Elang Jawa: Inspirasi Burung Garuda yang Terancam Punah
Burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). (Dok. Istimewa/SEGS)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Elang Jawa adalah salah satu satwa endemik Indonesia yang terancam punah, dengan status endangered menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Keberadaan burung yang kerap dianggap sebagai lambang Garuda ini semakin terancam akibat hilangnya habitat alami serta perburuan liar.

Elang Jawa adalah simbol kekayaan alam Indonesia yang harus dijaga keberlangsungannya melalui upaya konservasi dan perlindungan habitat. Untuk itu, kita simak bersama fakta-fakta Elang Jawa yang disadur dari berbagai sumber, Selasa (17/9/2024).

1. Spesies Endemik Indonesia

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah spesies burung pemangsa yang hanya ditemukan di pulau Jawa, Indonesia. Burung ini menjadi simbol penting keanekaragaman hayati Indonesia dan sering dianggap sebagai representasi dari lambang negara, Garuda.

Burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). (Dok. Istimewa/SEGS)
Burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). (Dok. Istimewa/SEGS)

2. Status Terancam Punah

Elang Jawa terdaftar sebagai spesies "Terancam Punah" (Endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasinya menurun drastis akibat hilangnya habitat, deforestasi, dan perburuan liar.

3. Habitat Asli

Elang Jawa biasanya hidup di hutan pegunungan dengan ketinggian 300 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut. Mereka lebih sering terlihat di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan beberapa taman nasional lainnya di Jawa.

4. Peran dalam Ekosistem

Baca Juga: Serba-serbi Landak Jawa, Satwa Dilindungi Bikin Nyoman Sukena Terancam Penjara

Sebagai predator puncak, Elang Jawa berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu mengontrol populasi hewan kecil seperti tikus dan burung, sehingga mengurangi risiko kerusakan pertanian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI