Sejarah dan Lirik Lagu Genjer-genjer, Benarkah Identik dengan PKI?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 17 September 2024 | 17:36 WIB
Sejarah dan Lirik Lagu Genjer-genjer, Benarkah Identik dengan PKI?
Lirik Lagu Genjer-genjer (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang peringatan Hari G30 S/PKI, lirik lagu genjer-genjer akan kembali dibicarakan. Itu karena lagu genjer-genjer disebut erat kaitannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disebut-sebut melakukan kudeta merebut kekuasan pemerintah Indonesia di tahun 1965.

Lirik lagu genjer-genjer sendiri jika diresapi sebetulnya merupakan lagu kritik sosial yang menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat Banyuwangi pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Penulis lirik lagu genjer-genjer adalah Muhammad Arif.

Muhammad Arif sendiri merupakan seniman yang aktif di organisasi Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Ia adalah seniman yang di tahun 1942, menulis genjer-genjer untuk menggambarkan kehidupan rakyat Banyuwangi. Istilah genjer dalam lagu diambil dari daun dan tumbuhan genjer yang oleh masyarakat Banyuwangi digunakan sebagai pakan ternak.

Muhammad Arif dalam lagunya menggambarkan bahwa masyarakat Banyuwangi saat itu mengalami kesengsaraan ekonomi dan juga sosial. Kondisi ekonomi dan situasi sosial yang tidak baik memaksa masyarakat memakan bahan makanan yang sebelumnya tidak untuk mereka.

Baca Juga: Lirik Lagu Tungkek Mambaok Rabah Lengkap dengan Artinya, Viral di Youtube!

Berikut lirik lagu Genjer-genjer dalam bahasa Osing (Banyuwangi) dan terjemahannya:

Génjér-génjér nong kedokan pating kelélér,

Génjér-génjér nong kedokan pating kelélér,

Emaké thulik teka-teka mbubuti génjér,

Emaké thulik teka-teka mbubuti génjér,

Baca Juga: Trending di Youtube, Ini Lirik Lagu Jawa Pujaningsih

Ulih sak tenong mungkur sedhot sing tulih-tulih,

Génjér-génjér saiki wis digawa mulih.

Génjér-génjér isuk-isuk didol ning pasar,

Génjér-génjér isuk-isuk didol ning pasar,

Dijéjér-jéjér diuntingi padha didhasar,

Dijéjér-jéjér diuntingi padha didhasar,

Emaké jebeng padha tuku nggawa welasah,

Génjér-génjér saiki wis arep diolah.

Génjér-génjér mlebu kendhil wédang gemulak,

Génjér-génjér mlebu kendhil wédang gemulak,

Setengah mateng dientas ya dienggo iwak,

Setengah mateng dientas ya dienggo iwak,

Sega sak piring sambel jeruk ring pelanca,

Genjer-genjer dipangan musuhe sega.

Terjemahan :

Genjer-genjer di petak sawah berhamparan

Genjer-genjer di petak sawah berhamparan

Ibu si bocah datang mencabuti genjer

Ibu si bocah datang mencabuti genjer

Dapat sebakul dia berpaling begitu saja tanpa melihat

Genjer-genjer sekarang sudah dibawa pulang

Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar

Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar

Ditata berjajar diikat dijajakan

Ditata berjajar diikat dijajakan

Ibu si gadis membeli genjer sambil membawa wadah-anyaman-bambu

Genjer-genjer sekarang akan dimasak

Genjer-genjer masuk periuk air mendidih

Genjer-genjer masuk periuk air mendidih

Setengah matang ditiriskan untuk lauk

Setengah matang ditiriskan untuk lauk

Nasi sepiring sambal jeruk di dipan

Genjer-genjer dimakan bersama nasi

Di tahun 1962, Bing Slamet dan Lilis Suryani mempopulerkan lagu tersebut. Pada saat yang sama, PKI memanfaatkannya untuk keperluan politik. Ketika peristiwa G30 S/PKI mencuat, lagu tersebut terkena dampak dan bahkan dikonotasikan sebagai lagu orang-orang PKI.

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI