Suara.com - Kasus bullying di dunia kedokteran kembali mencuat ke publik setelah seorang dokter bunuh diri diduga karena tidak tahan dengan tekanan dari para seniornya.
Dokter Tirta pun mengomentari hal itu. Dokter yang aktif di media sosial itu mengungkapkan bahwa bullying di lingkungan medis sebenarnya sudah lama terjadi.
Tirta menyebut bahwa budaya bullying di kalangan dokter tidak pernah berhenti karena pola ini terus berulang.
"Mereka ini hasil didikan dokter-dokter sebelumnya," ungkap dokter Tirta dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Kaks Production, dikutip dari Hops.id, Senin (16/9/2024).
Tirta juga menjelaskan bahwa lingkungan medis, khususnya bagi para dokter spesialis, sangat kental dengan aturan tak tertulis untuk tidak mengkritik para senior. Hal ini membuat kritik menjadi sesuatu yang tabu.
"Mengkritisi senior, apalagi mereka yang lulus lebih dulu, dianggap hal yang tabu, meskipun belum tentu lebih pintar," ujar Tirta.
Bullying di kalangan dokter semakin menjadi sorotan publik karena banyak dokter, baik junior maupun senior, memilih untuk bungkam. Menurutnya, hampir semua dokter spesialis menyadari adanya budaya perundungan ini, namun hanya sedikit yang berani berbicara.
"Semua dokter spesialis pasti tahu soal ini, tapi kenapa hanya sedikit yang berani bicara?" kata Tirta.
Untuk mengatasi budaya bullying di dunia medis, Tirta menilai perlu adanya keberanian untuk berbicara dan kekompakan di antara para dokter. Ia berharap para senior bisa lebih peduli dan mengawasi dengan baik agar budaya negatif ini bisa dihentikan.
"Yang bisa mengubah budaya ini adalah para dokter senior yang niat mengawasi dengan baik," tuturnya.