Suara.com - Alzena Masykouri, seorang psikolog anak dan remaja, menyatakan bahwa persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak masa remaja.
Meskipun fokus utama orang tua biasanya pada pendidikan akademis, persiapan pernikahan dari usia muda bisa membantu remaja memahami lebih baik bagaimana membangun keluarga di masa depan.
"Mereka mulai mempersiapkan dari keluarganya. Mereka melihat bagaimana orang tuanya berinteraksi di rumah," katanya melansir Antara, Jumat (13/9/2024).
Sejak remaja, anak mulai menganalisis bagaimana orang tua mendidiknya di rumah. Hal itulah yang menjadi pelajaran pertama bagi remaja tentang kehidupan pernikahan.
"Ini bukan berarti orang tua menormalisasi pacaran pada remaja. Akan tetapi, orang tua bisa memberikan contoh dan memberikan pemahaman pada anak tentang kehidupan berkeluarga sejak remaja," ujarnya.
Dengan demikian, apa yang remaja pelajari dari rumah tentang berkeluarga akan menjadi gambaran bagi mereka di masa depan.
Kelak, apabila remaja dan orang tua sama-sama bisa mempersiapkan pernikahan, maka hal ini dapat membuat mereka lebih siap dan memahami bagaimana membangun keluarga yang baik.
Ia menjelaskan bahwa peran lingkungan juga dibutuhkan untuk mempersiapkan remaja khususnya bagi mereka yang tidak memiliki figur orang tua.
"Kalau di keluarganya tidak beruntung, nggak apa-apa. Nantinya remaja akan membentuk konsep sendiri dari apa yang mereka lihat," ungkap Alzena.
Sebagai contoh, kata Alzena, apabila remaja memiliki keluarga yang tidak harmonis, mereka pun akan memiliki gambaran keluarga idealnya sendiri.
Bahkan, di media sosial kini juga banyak menggambarkan tentang pernikahan sehingga para remaja bisa mengambil hal positif dari pengalaman orang lain.
"Lingkungan lain masih banyak yang bisa jadi contoh. Asal kita orang dewasa yang ada di sekitar remaja mau merangkul mereka," kata Alzena.