Bahaya Lemak Perut Berlebih, Wanita Paling Berisiko Nyeri Kronis?

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 12 September 2024 | 17:35 WIB
Bahaya Lemak Perut Berlebih, Wanita Paling Berisiko Nyeri Kronis?
Ilustrasi lemak berlebih pada tubuh. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lemak perut berlebih dikenal sebagai salah satu penyebab utama gangguan metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung.

Namun, studi terbaru menambahkan alasan baru untuk menargetkan pengurangan lemak viseral, karena akumulasi lemak ini juga terkait dengan nyeri kronis yang tersebar di berbagai bagian tubuh, terutama pada wanita.

Dilansir dari Medical Daily, Kamis (12/9/2024), penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Regional Anesthesia & Pain Medicine menemukan bahwa lemak perut berlebih, terutama jenis jaringan adiposa viseral (VAT) yang mengelilingi organ-organ internal, memiliki hubungan kuat dengan nyeri muskuloskeletal kronis.

Studi sebelumnya telah mengaitkan obesitas secara umum dengan nyeri pada otot dan tulang, namun penelitian kali ini fokus pada dampak spesifik lemak di sekitar perut.

Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis data dari 32.409 peserta dalam studi UK Biobank, dengan usia rata-rata 55 tahun.

Para peserta mengisi kuesioner mengenai kondisi kesehatan mereka dan menjalani pemindaian MRI untuk mengukur dua jenis lemak perut: VAT dan jaringan adiposa subkutan (SAT), yang berada tepat di bawah kulit.

Peserta juga diminta melaporkan adanya nyeri di beberapa bagian tubuh, seperti leher, bahu, punggung, pinggul, dan lutut yang berlangsung lebih dari tiga bulan. Setelah dua tahun, pemindaian MRI dan penilaian nyeri diulang pada 638 peserta untuk melihat perkembangan yang terjadi.

Hasilnya menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah lokasi nyeri yang dilaporkan peserta, semakin besar pula jumlah lemak tubuh yang ditemukan, terutama lemak viseral (VAT).

Hubungan ini lebih kuat pada wanita, di mana risiko untuk mengalami nyeri kronis di berbagai lokasi tubuh dua kali lebih tinggi dibandingkan pria. Pada pria, peningkatan lemak tubuh juga dikaitkan dengan peluang yang lebih besar untuk melaporkan nyeri, meskipun efeknya tidak sebesar pada wanita.

Peneliti menyimpulkan bahwa penumpukan lemak perut yang berlebihan, terutama lemak viseral, mungkin terlibat dalam perkembangan nyeri muskuloskeletal kronis di beberapa bagian tubuh.

Meskipun penelitian ini bersifat observasional dan belum dapat menentukan hubungan sebab-akibat, hasilnya menunjukkan bahwa mengurangi lemak perut dapat menjadi salah satu strategi manajemen nyeri kronis, terutama bagi mereka yang mengalami nyeri di banyak lokasi tubuh. (antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI