Suara.com - Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Gaea Alexa Sulthana, berhasil memamerkan hasil penelitian ilmiahnya terkait khasiat buah Loa sebagai penangkal hipertensi.
Penelitian ini dipamerkan dalam acara Expo Myres (Madrasah Young Researcher Superchamp) 2024 yang digelar di Ternate, Maluku Utara, pada 3-7 September 2024.
Gaea menjelaskan bahwa ekstrak buah Loa berpotensi besar sebagai inhibitor Angiotensin-Converting Enzyme (ACE), enzim yang berperan dalam pembentukan hormon angiotensin II. Hormon ini dikenal sebagai penyebab utama penyempitan pembuluh darah yang dapat memicu hipertensi.
"Ekstrak Loa mampu menghambat produksi angiotensin II, sehingga mengurangi beban kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh," katanya, dikutip dari Antara, Jumat (6/9/2024).
Penelitian ini berjudul "Analisis Aktivitas Antioksidan Senyawa Buah Loa Petirtaan Watugede Sebagai Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor Berbasis Molecular Docking".
Dalam penelitian tersebut, Gaea bersama rekannya Bylqhiz Ghanisah Bustomi menemukan bahwa buah Loa yang sering diabaikan masyarakat ternyata memiliki kandungan antioksidan tinggi yang berpotensi mencegah hipertensi.
Buah Loa, yang tumbuh subur di kawasan Petirtaan Watugede, Kabupaten Malang, merupakan pohon tradisional langka dengan buah bulat berwarna hijau yang berubah merah saat matang. Meski rasanya hambar dan kurang enak dimakan, penelitian ini menunjukkan bahwa buah ini efektif dalam menurunkan risiko hipertensi.
"Mekanisme ACE Inhibitor dari ekstrak Loa juga membantu mencegah kerusakan ginjal akibat tekanan darah tinggi," jelas Gaea.
Dalam proses riset, teknik molecular docking digunakan untuk memprediksi interaksi antara senyawa dalam buah Loa dengan enzim yang memicu hipertensi. Hasilnya menunjukkan bahwa buah Loa memiliki 12 senyawa aktif yang efektif menghambat pengapuran pembuluh darah dan menangkal radikal bebas penyebab hipertensi.
Penemuan ini mendapat apresiasi tinggi dalam Expo Myres 2024, meskipun masih dalam tahap pengembangan awal dan belum siap diproduksi sebagai obat komersial. Guru pembimbing penelitian ini, Wila Azaria, menyatakan bahwa penelitian lanjutan masih diperlukan untuk mengembangkan produk dari ekstrak buah Loa.
"Dibutuhkan proses lebih lanjut seperti pengujian high performance liquid chromatography (HPLC) dan uji in vivo sebelum dapat digunakan sebagai obat," tambah Wila.
Temuan ini memberikan harapan baru dalam pengobatan hipertensi, yang hingga kini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia diperkirakan terus meningkat, dan solusi alami seperti ekstrak buah Loa dapat menjadi terobosan penting di bidang kesehatan.