Suara.com - Paus Fransiskus terpukau dengan sejarah Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Jakarta.
Adapun sosok pimpinan tertinggi Gereja Katolik Roma tersebut sempat menyambangi Terowongan Silaturahmi pada Kamis (5/9/2024) didampingi oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo.
Sang Sri Paus bahkan sempat melayangkan pujian bahwa terowongan tersebut menjadi tanda persahabatan antara dua umat agama Islam dengan umat Katolik di Indonesia.
"Anda semua adalah terang yang menyinari terowongan ini dengan persahabatan anda, dengan kerukunan yang anda pelihara, dengan dukungan yang anda berikan kepada satu sama lain," ujar Sri Paus Fransiskus, dikutip Kamis (5/9/2024).
Kali ini, mari simak bagaimana Terowongan Silaturahmi dibangun sebagai wujud tali kasih dan toleransi antara dua umat beragama di Indonesia.
Awal mula ide pembangunan Terowongan Silaturahmi

Ada dua sosok yang terlibat dalam proses munculnya ide Terowongan Silaturahmi, yang tak lain adalah Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mengutip wawancara Nasruddin dengan awak media, Rabu (15/2/2023) silam, ia sempat terbesit ide untuk menghapus pembatas antara Masjid Istiqlal dengan Katedral Jakarta.
Sontak, Nasruddin menelurkan ide untuk membuat terowongan bawah tanah tepat di bawah gedung Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta yang difungsikan sebagai penghubung.
Ide tersebut awalnya ditolak karena berbagai kendala. Namun, saat Nasruddin melayangkan usulan tersebut ke sang Presiden, ide tersebut disambut dengan baik.
Baca Juga: Demi Paus Fransiskus, Ribuan Warga Papua Bakal Menyeberang ke Papua Nugini
Jokowi akhirnya menyuntikkan dana sebesar Rp511 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).