Pasca gagal merebut kursi DKI 1, Faisal pun kembali aktif di dunia ekonomi. Pada tahun 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) di bawah naungan Menteri ESDM.
Selama menjabat sebagai ketua, Faisal pun berhasil menguak indikasi mafia migas di salah satu anak perusahaan Pertamina, yaitu Petral. Isu soal adanya gerakan bawah tangan dalam kegiatan ekspor impor minyak membuat Tim Reformasi Tata Kelola Minyak atau kerap dikenal sebagai Tim Anti Mafia Migas tersebut menghasilkan setidaknya 12 rekomendasi kepada pemerintah dalam pengelolaan migas.
Sebelum wafat, Faisal Basri juga sempat menyoroti beberapa hal yang berkenaan dengan dunia perekonomian Indonesia. Beberapa hal tersebut ialah soal pembangunan IKN, pajak PPN yang naik menjadi 12%, serta isu soal pembagian izin tambang.
Kontribusi Faisal Basri sebagai ekonom senior Indonesia pun diapresiasi oleh pemerintah. Kini, sang ekonom pun telah berpulang dan menghadap sang Kuasa.
Selamat jalan, Faisal Basri.
Kontributor : Dea Nabila