Suara.com - Ekonom senior Indonesia, Faisal Basri menghembuskan nafas terakhirnya di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta pada Kamis (05/09/2024) sekitar pukul 03.50 WIB tadi pagi. Faisal diketahui mengalami serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sebelum wafat, Faisal sendiri juga memiliki riwayat penyakit diabetes.
Semasa hidupnya, Faisal Basri dikenal sebagai sosok yang tegas dan senang berbagi ilmu. Ia bahkan dikenal sebagai salah satu pemberantas mafia migas yang terjadi pada anak perusahaan PT Pertamina (Persero), Petral. Faisla bahkan pernah ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi.
Sosok Faisal pun dikenang banyak pihak sebagai salah satu ekonom yang paling berpengaruh di Indonesia. Riwayat karir serta rekam jejaknya pun menjadi bukti pengabdiannya terhadap tanah air.
Lalu, seperti apa rekam jejak seorang Faisal Basri semasa hidupnya? Simak inilah selengkapnya.
Baca Juga: Didik Rachbini: Faisal Basri Adalah Oposisi Nyata Buat Jokowi
Rekam jejak Faisal Basri
Pria dengan nama asli Faisal Batubara, S.E., M.A. ini diketahui lahir di Bandung, 6 November 1959. Lulusan Universitas Indonesia dan Vanderbilt University ini mengawali karirnya sebagai seorang dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sejak tahun 1981 hingga akhir hayatnya.
Di tahun 1999, Faisal pun terpilih sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta hingga tahun 2003. Bersama rekan-rekannya, Faisal Basri mendirikan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), sebuah lembaga riset independen yang fokus pada kajian ekonomi dan kebijakan publik. Sejak tahun 1995, INDEF telah menjadi rujukan bagi para pembuat kebijakan dan masyarakat luas dalam memahami dinamika ekonomi Indonesia.
Di era Presiden Soeharto, Faisal juga sempat didaulat menjadi salah satu tenaga ahli di Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi. Faisal juga pernah menjadi Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI di tahun 2000.
Selain berkarir sebagai pengajar dan tenaga ahli, Faisal juga sempat berpartisipasi dalam politik.
Baca Juga: Mengenang Faisal Basri, Sosok Berani Berantas Mafia Migas
Ia merupakan salah satu pelopor terbentuknya Partai Amanat Nasional (PAN). Tak hanya itu, [ada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, Faisal menggandeng rekannya Biem Benyamin untuk maju sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sayangnya, Faisal - Biem kalah suara di putaran pertama lantaran hanya menduduki posisi kelima dari 6 pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Pasca gagal merebut kursi DKI 1, Faisal pun kembali aktif di dunia ekonomi. Pada tahun 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) di bawah naungan Menteri ESDM.
Selama menjabat sebagai ketua, Faisal pun berhasil menguak indikasi mafia migas di salah satu anak perusahaan Pertamina, yaitu Petral. Isu soal adanya gerakan bawah tangan dalam kegiatan ekspor impor minyak membuat Tim Reformasi Tata Kelola Minyak atau kerap dikenal sebagai Tim Anti Mafia Migas tersebut menghasilkan setidaknya 12 rekomendasi kepada pemerintah dalam pengelolaan migas.
Sebelum wafat, Faisal Basri juga sempat menyoroti beberapa hal yang berkenaan dengan dunia perekonomian Indonesia. Beberapa hal tersebut ialah soal pembangunan IKN, pajak PPN yang naik menjadi 12%, serta isu soal pembagian izin tambang.
Kontribusi Faisal Basri sebagai ekonom senior Indonesia pun diapresiasi oleh pemerintah. Kini, sang ekonom pun telah berpulang dan menghadap sang Kuasa.
Selamat jalan, Faisal Basri.
Kontributor : Dea Nabila