Sejarah Masjid Istiqlal yang Jadi Lokasi Pertemuan Lintas Agama dengan Paus Fransiskus

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 05 September 2024 | 14:30 WIB
Sejarah Masjid Istiqlal yang Jadi Lokasi Pertemuan Lintas Agama dengan Paus Fransiskus
Ilustrasi Sejarah Masjid Istiqlal (Masjid Nusantara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejarah masjid Istiqlal turut menjadi sorotan seiring akan digelarnya pertemuan lintas agama di masjid tersebut, pada Kamis, 5 September 2024, yang juga dihadiri oleh pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus. Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Istiqlal yang jadi ikon kebanggaan umat Islam Indonesia, memiliki sejarah panjang yang sarat makna. Bagaimana sejarah dari Masjid Istiqlal?

Dalam kunjungannya ke Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal. Paus juga berkesempatan mengunjungi terowongan silaturahmi, terowongan yang menjadi penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereka Kaatedral. 

Sejalan dengan ramainya pemberitaan Paus Fransiskus di masjid Istiqlal, mari simak juga berikut ini sejarah masjid Istiqlal yang dirangkum dari berbagai sumber.

Sejarah Masjid Istiqlal

Baca Juga: Depan Tokoh Lintas Agama, Paus Fransiskus Singgung Harta yang Lebih Berharga Dari Tambang Emas

Masjid  Istiqlal merupakan masjid terbesar keenam di dunia dan terbesar pertama di Asia Tenggara. Adapun didirikannya Masjid Istiqlal ini untuk memperingati kemerdekaan RI. Itulah mengapa masjid ini diberi nama "Istiqlal" yang diambil dari bahasa Arab yang artinya "kemerdekaan".

Masjid Istiqlal dibangun pada tahun 1951 yang digagas presiden pertama RI, Ir Soekarno. Sebenarnya Ide pembangunan Masjid Istiqlal ini sudah ada sejak 1944. Ide ini muncul dari sejumlah ulama, pimpinan organisasi dan para tokoh Islam dalam sebuah pertemuan di Pegangsaan Timur, Jakarta.

Para ulama serta tokoh-tokoh Islam menginginkan dibangun sebuah masjid agung di kawasan  Kota Jakarta. Usai mendengar permintaan pendirian masjid agung tersebut, Soekarno pun menanyakan ke para ulama perihal biaya untuk bangun Masjid Istiqlal.

Para tokoh ulama mengatakan bahwa dana yang dibutuhkan sebesar Rp500 ribu yang diperoleh dari hasil patungan. Awalnya Soekarno tidak yakin dana tersebut cukup untuk membangun masjid Istiqlal. Namun para tokoh ulama meyakinkan bahwa dananya cukup.

Mereka juga meyakinkan bahwa ada banyak juga umat Islam yang juga turut bersedia membantu dengan memberikan donasi berupa bahan bangunan, kayu, kapur, dan genteng. Namun, Soekarno masih belum cukup yakin untuk membangun masjid tersebut.

Baca Juga: Sambut Hangat Kunjungan Paus Fransiskus, Gusdurian: Momentum Kuatkan Perdamaian dan Toleransi

Sampai akhirnya Soekarno mendengar menunda proses untuk pembangunan masjid agung tersebut dan meminta parta tokoh Islam dan ulama agar bisa bersabar dalam pembangunan masjid Istiqlal. Pasalnya, Soekarno ingin masjid Istiqlal bisa bertahan lama.

Karena ingin bangunan masjid bertahan lama, tentunya butuh bahan material berkualitas, bukan hanya sekedar kayu dan genteng. Soekarno juga mengatakan bahwa masjid tersebut harus dibangun dari material seperti beton, pintu dari perunggu, kerangka besi, dan lantai dari batu.

Pembangunan Masjid Istiqlal tak berjalan mulus karena adanya gejolak politik dan ekonomi serta adanya peristiwa G30S tahun 1965. Lalu pada 1966, usai kondisi RI lebih kondusif, masjid Istiqlal mulai kembali dibangun dipelopori oleh Menteri Agama KH Muhammad Dahlan.

Masjid Istiqlal pun diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978. Peresmian masjid agung ini ditandai dengan prasasti di area tangga pintu As-Salam. Adapun pembangunan Masjid Istiqlal ini memakan biaya yang mencapai Rp7 miliar.

Demikian ulasan mengenai sejarah masjid Istiqlal yang menarik untuk diketahui.

Kontributor : Ulil Azmi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI