Sosok Cendekiawan Islam Berpengaruh, Ini Profil Nasaruddin Umar yang Tangannya Dicium Paus Fransiskus

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 05 September 2024 | 13:16 WIB
Sosok Cendekiawan Islam Berpengaruh, Ini Profil Nasaruddin Umar yang Tangannya Dicium Paus Fransiskus
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (kanan) mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar usai melakukan foto bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebagai seorang ulama yang progresif, Nasaruddin Umar aktif dalam mempromosikan dialog antaragama dan kesetaraan gender. Bukunya "Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran" menjadi tonggak penting dalam perdebatan mengenai bias gender dalam interpretasi Al-Quran, menjadikan dia sebagai salah satu tokoh penting dalam diskursus Islam moderat di Indonesia. Karya ini tak hanya diakui di tingkat nasional, tetapi juga internasional.

Kariernya di Kementerian Agama Republik Indonesia juga sangat gemilang. Dari tahun 2011 hingga 2014, Nasaruddin Umar menjabat sebagai Wakil Menteri Agama, di mana dia memainkan peran strategis dalam merumuskan kebijakan keagamaan di Indonesia. Pengalaman dia sebagai Direktur Jenderal di Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama sebelumnya memperkuat posisinya sebagai salah satu birokrat ulama yang berpengaruh.

Pada tahun 2016, dia diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara. Posisi ini tak hanya meneguhkan statusnya sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga memberinya platform untuk menyebarkan pesan-pesan moderasi dan perdamaian kepada masyarakat luas.

Karya dan Pengaruh Internasional

Sebagai penulis produktif, Nasaruddin Umar telah menelurkan banyak karya ilmiah yang menjadi referensi penting dalam kajian Islam, terutama terkait dengan tafsir Al-Quran dan isu-isu sosial. Salah satu buku yang paling berpengaruh adalah "Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran" (Paramadina, 1999). Dalam buku ini, dia menyajikan hasil penelitian tentang bias gender dalam tafsir Al-Quran, mengajak umat Muslim untuk meninjau kembali pandangan-pandangan yang mendiskriminasi perempuan.

Selain aktivitas akademik dan penulisan, Nasaruddin Umar juga terlibat dalam berbagai forum internasional. Sebagai anggota Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang dibentuk oleh Tony Blair, dia turut serta dalam merumuskan kebijakan yang mendukung toleransi antaragama dan mempromosikan dialog lintas budaya. Penghargaan internasional yang dia terima mencerminkan pengakuan atas dedikasinya dalam memajukan nilai-nilai universal Islam yang damai dan inklusif.

Itulah profil singkat tentang Imama Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Semoga bermanfaat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI