Suara.com - Sosok Prof Nasaruddin Umar jadi sorotan usai pertemuannya dengan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, terlihat Nasaruddin Umar mencium kening Paus Fransiskus, yang dibalas dengan diciumnya tangan Nasaruddin Umar oleh Paus.
Profil Nasaruddin Umar yang kini menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal pun dicari netizen. Simak yuk riwayat karier dan pendidikan sosok cendekiawan Islam yang satu ini!
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, adalah salah satu tokoh agama Indonesia yang memiliki pengaruh besar, baik di dalam maupun luar negeri. Lahir di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1959, dia dikenal sebagai ulama, intelektual, dan pemimpin agama yang mendalami isu-isu Islam, khususnya yang terkait dengan tafsir Al-Quran dan kesetaraan gender. Selain itu, dia adalah seorang penulis produktif dengan 12 buku yang telah dipublikasikan, termasuk karya pentingnya "Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran".
Sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan dialog lintas agama, Nasaruddin Umar juga mendirikan organisasi Masyarakat Dialog antar Umat Beragama (MADIA) dan menjabat sebagai Sekretaris Umum di Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK) di Jakarta. Di tingkat internasional, dia juga merupakan anggota Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang dibentuk oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Riwayat Pendidikan dan Pengalaman Akademis
Kecerdasan dan ketekunan Prof. Dr. Nasaruddin Umar dalam menuntut ilmu telah terlihat sejak dini. dia menempuh pendidikan dasar di SDN 6, Ujung-Bone, Sulawesi Selatan, dan melanjutkan ke Madrasah Ibtida’iyah di Pesantren As’adiyah Sengkang. Pendidikan formal agamanya semakin mendalam ketika dia menyelesaikan PGA (Pendidikan Guru Agama) selama 4 dan 6 tahun di pesantren yang sama.
Kemudian, dia melanjutkan studi ke Fakultas Syari’ah di IAIN Alauddin Ujung Pandang, di mana dia menyelesaikan gelar sarjana muda pada tahun 1980 dan sarjana lengkap pada tahun 1984 dengan predikat Sarjana Teladan. Tak berhenti di situ, dia melanjutkan studi pascasarjana (S2) di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanpa tesis (1990-1992), dan meraih gelar doktor (S3) di universitas yang sama pada tahun 1998. Disertasinya tentang Perspektif Jender dalam Al-Quran mengukuhkan posisi dia sebagai salah satu intelektual Muslim yang progresif.
Pengalaman akademis Prof. Dr. Nasaruddin Umar semakin lengkap dengan program visiting student di berbagai universitas ternama di luar negeri, seperti McGill University di Kanada, Leiden University di Belanda, serta Paris University di Perancis. dia juga telah melakukan penelitian di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan, yang memperkaya perspektif ilmiahnya dalam kajian Islam dan isu-isu sosial.
Perjalanan Karier dan Kepemimpinan
Baca Juga: Iman yang Menguat di Tengah Rintangan: Jemaat Papua Berjuang Bertemu Paus Fransiskus di Jakarta
Prof. Dr. Nasaruddin Umar dikenal karena kontribusinya yang luas dalam dunia akademis dan keagamaan. Pada tahun 2002, dia diangkat sebagai Guru Besar dalam bidang Tafsir di Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebuah pencapaian prestisius yang menunjukkan komitmennya dalam kajian ilmiah Al-Quran. Selain itu, dia pernah menjabat sebagai Rektor di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an, memperlihatkan dedikasi dia dalam pendidikan Islam.