Suara.com - Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia sejak Selasa, (3/9/2024) mengundang banyak perhatian. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia itu datang dengan menaiki pesawat komersil.
Jauh sebelum datang ke Indonesia, Paus Fransiskus rupanya sempat bertemu dengan Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri. Keduanya bertemu di Istana Apostolok, Vatikan pada akhir 2023 lalu.
Foto pertemuan Paus Fransiskus dengan Megawati sontak kembali menjadi perbincangan, salah satunya dalam unggahan akun X @ivmrnda.
Akun tersebut menyoroti pakaian yang dikenakan Megawati. Pasalnya Ketua Umum (Ketum) PDIP mengenakan pakaian kebaya warna merah. Padahal ada ketentuan warna pakaian untuk bertemu Paus di Vatikan.
Baca Juga: Tanpa Kemewahan, Paus Fransiskus Temui Jokowi Di Istana Pakai Jubah Sederhana
"Ada sejarah memakai baju warna hitam untuk audiensi dengan Paus. Unless you’re the head of PDIP," tulis akun @ivmrnda seperti dikutip padaRabu (4/9/2024).
Unggahan tersebut sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"Merahnya baju Bu Mega juga sebenarnya agak gelap merahnya, maroon-maroon gitu. Gak yang menyala bantengku seperti biasanya," komentar warganet.
"Untung pakenya merah maroon bukan merah banteng yg ngejreng," tulis warganet di kolom komentar.
"Karen termasuk baju daerah kayaknya. Setahu saya kalau baju daerah dimaklumi. Dan itu sepertinya juga sudah dipilih yang warnanya segelap mungkin," timpal lainnya.
Baca Juga: Tiba Di Istana Merdeka, Paus Fransiskus Disambut Upacara Kenegaraan
Melansir dari laman Aleteia, seseorang yang datang menemui Paus Fansiskus di Vatican diberlakukan aturan berpakaian.
Untuk perempuan disarankan memakai dress dengan bahu tertutup dan panjang di bawah lutut. Sepatunya juga harus tertutup dengan memakai kerudung atau mantila warna hitam.
Para pengunjung juga tak boleh mengenakan perhiasan mencolok.
Perempuan yang mengunjungi Paus juga disarankan mengenakan pakaian hitam. Kecuali perempuan yang memiliki status keistimewaan bisa mengenakan pakaian warna putih.
Perempuan yang memiliki keistimewaan hanyalah ratu negara Katolik hingga istri kepala negara-negara Katolik.