Suara.com - Saat ini masih banyak tantangan yang kerap dihadapi oleh perempuan muda, terutama terkait dengan diskriminasi saat mengikuti sebuah organisasi. Hal ini sempat dialami oleh, Ririn, founder dari komunitas Woman Choice.
Kala itu, Ririn sempat resah karena kurangnya kesempatan bagi perempuan untuk memimpin, terutama dalam organisasi kampus yang pernah diikutinya. Situasi ini yang membuatnya bersama dengan Syarifah Aulia membentuk Woman Choice pada 7 Maret 2022, tepat sebelum peringatan International Women’s Day (IWD).
"Woman Choice adalah komunitas perempuan yang menyediakan ruang bagi seluruh perempuan untuk tumbuh dan mengembangkan diri mereka, khususnya dalam pemberdayaan diri dan karier," ujar Syarifah Aulia, General Manager Woman Choice.
“Komunitas ini bukan hanya sebagai ruang bertumbuh, tapi juga memberikan dampak yang lebih luas bagi orang lain yang ingin memberikan perubahan besar.”
Baca Juga: Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Raih Woman Empower Woman Award 2024
Meskipun tidak ada perencanaan yang sangat sistematis, berdirinya Woman Choice bertepatan dengan IWD sebagai wujud komitmen dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
"Kami ingin menjadikan IWD sebagai momen selebrasi yang bertepatan dengan perayaan di seluruh dunia," lanjut Aulia.
Saat ini mereka menawarkan berbagai program, seperti First Class dan Upgrading Class. First Class adalah webinar rutin yang diperuntukkan bagi anggota internal maupun eksternal, mengangkat topik seputar karier, public speaking, hingga mentoring.
Selain itu, terdapat kegiatan offline di empat kota besar—Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Bandung—seperti merangkai bunga, dekorasi kue, dan melukis.
Upgrading Class dikhususkan bagi anggota Woman Choice, dengan menghadirkan narasumber ahli dan aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Baca Juga: Musik Haram, Wanita Terkekang: Taliban Terbitkan 'Undang-Undang Moral', Picu Kemarahan Aktivis HAM
"Meskipun awalnya semuanya berbasis online, kini kami sudah menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan ada anggota di luar negeri," kata Zalfa, Manager Partnership Woman Choice.
"Namun, mayoritas anggota kami berada di Jakarta dan Makassar."
Aulia mengatakan, bahwa saat ini lingkungan yang masih didominasi patriarki dan stereotype bahwa perempuan seharusnya di rumah sementara laki-laki mencari nafkah, Woman Choice terus berupaya mendobrak batasan tersebut.
“Masih banyak kasus kekerasan seksual yang belum terselesaikan, dan korban sering kali menghadapi sanksi sosial yang berat,” jelas Aulia.
“Itulah mengapa kami menandatangani spanduk sebagai bentuk komitmen untuk tidak mentolerir kekerasan seksual terhadap perempuan.”
Woman Choice kini memiliki sekitar 80 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan kesempatan open recruitment dua kali setahun dan masa volunteering selama 6 bulan.
"Saya berharap Woman Choice terus tumbuh, memberikan kepercayaan diri bagi perempuan untuk berdaya, serta memberikan manfaat lebih banyak lagi bagi masyarakat," pungkas Aulia.
“Semoga Woman Choice terus memberikan manfaat bagi sekitar dan semakin berkembang di masa depan,” tutup Aulia.