Suara.com - Setiap Tanggal 12 Rabiul Awal diperingati Maulid Nabi. Momen hari ini cukup istimewa karena penting dalam catatan sejarah Islam.
Maulid Nabi merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah.
Beberapa umat Islam merayakan peringatan ini dengan berbagai acara, mulai membaca sholawat hingga mengadakan berbagai lomba, semacam tausyiah, pertunjukan nasyid, pembacaan Maulid Diba, hingga tabligh akbar.
Lantas kapan tanggal 12 Rabiul Awal pada Tahun 2024? Berikut ulasannya.
Baca Juga: 40 Banner Maulid Nabi, Bisa Download Gratis Tanpa Bayar!
Apabila dihitung, Tanggal 1 Rabiul Awal jatuh pada Tanggal 5 September 2024. Artinya, 12 Rabiul Awal akan bertepatan pada tanggal 16 September 2024.
Hal itu sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menter No 855 Tahun 2023, No 3 Tahun 2023, dan No 4 Tahun 2023.
Liburkah di Hari Maulid Nabi?
Hari Maulid Nabi berdasarkan SKB 3 menteri masuk dalam libur nasional. Jika dilihat, libur Maulid Nabi tahun ini kemungkinan akan terjadi long weekend, karena bertepatan di Hari Senin.
Bagi yang Sabtu dan Minggu libur, tentu akan libur panjang tiga hari. Meski demikian, tidak disebutkan adanya libur cuti bersama di tanggal tersebut.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Kegiatan Maulid Nabi Anak TK, Apa Saja Sih?
Amalan di Maulid Nabi
Mengutip dari NU Online, ada beberapa amalan yang bisa dijalankan umat Muslim saat Maulid Nabi.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid menjelaskan mengenai beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan umat Islam.
والشكر لله تعالى يحصل بأنواع العبادات كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي صلى الله عليه وسلم الذي هو نبي الرحمة في ذلك اليوم
Artinya, “Syukur kepada Allah swt terwujud dengan pelbagai jenis ibadah, misalnya sujud (shalat sunnah), puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an. Adakah nikmat yang lebih besar pada hari ini dari kelahiran Nabi Muhammad saw, nabi kasih sayang,” (Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: tanpa tahun], halaman 63).
Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan, rasa syukur kepada Allah atas nikmat apapun atau dalam konteks ini atas nikmat kelahiran Nabi Muhammad saw sebaiknya diekspresikan dengan semua aktivitas kebaikan yang dapat dimaknai sebagai bentuk syukur kepada Allah.
Salah satunya, dengan taushiyah atau ceramah agama. Ceramah pada peringatan maulid Nabi Muhamad saw harus diisi dengan ceramah agama.